Alfamart Gandeng Ritel Tradisional
A
A
A
BOYOLALI - Siapa bilang ritel modern tidak bisa bersinergi dengan toko tradisional? PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., (Alfamart) menjalin sinergi dengan peritel tradisional melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA).
Selain memberi pendampingan, pelatihan manajemen, juga layanan pesan antar barang dagangan dengan harga khusus bagi anggota pedagang OBA.
Branch Manager Alfamart, Sudarman Muhammad mengatakan pelatihan bagi pelaku UMKM ini, agar mereka yang memiliki bisnis ritel dapat memahami manajemen ritel modern. Termasuk pola perubahan konsumen.
“Ritel tradisional dan ritel modern sudah saatnya berdampingan,” ujarnya, Kamis (7/4/2016).
Sinergitas ini bagian dari visi perusahaan, yaitu menjadi jaringan distribusi ritel yang berorientasi kepada pemberdayaan pedagang kecil.
“Pedagang ritel tradisional perlu dibekali ilmu manajemen ritel modern agar memiliki daya saing,” sambung dia.
Seperti di Boyolali, Jawa Tengah, Alfamart memberi pelatihan manajemen ritel kepada 50 pelaku UMKM dengan menggandeng pemkab setempat. Di Boyolali terdapat 740 pedagang yang menjadi outlet binaan Alfamart.
Materi yang disampaikan adalah soal manajemen penataan barang, pengaturan stok barang, cash flow, serta tips mengamati tren pasar terkait produk yang sedang diminati.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Boyolali, Paiman berujar pemerintah terus berupaya mendorong pelaku usaha ritel tradisional agar memiliki daya saing tinggi. Pemerintah juga mendukung kegiatan swasta dalam mengakomodasi pedagang tradisional untuk lebih berkembang.
Berbagi ilmu ini diharapkan memberi dampak positif bagi keduanya, karena sama-sama berkontribusi untuk perekonomian daerah.
Selain memberi pendampingan, pelatihan manajemen, juga layanan pesan antar barang dagangan dengan harga khusus bagi anggota pedagang OBA.
Branch Manager Alfamart, Sudarman Muhammad mengatakan pelatihan bagi pelaku UMKM ini, agar mereka yang memiliki bisnis ritel dapat memahami manajemen ritel modern. Termasuk pola perubahan konsumen.
“Ritel tradisional dan ritel modern sudah saatnya berdampingan,” ujarnya, Kamis (7/4/2016).
Sinergitas ini bagian dari visi perusahaan, yaitu menjadi jaringan distribusi ritel yang berorientasi kepada pemberdayaan pedagang kecil.
“Pedagang ritel tradisional perlu dibekali ilmu manajemen ritel modern agar memiliki daya saing,” sambung dia.
Seperti di Boyolali, Jawa Tengah, Alfamart memberi pelatihan manajemen ritel kepada 50 pelaku UMKM dengan menggandeng pemkab setempat. Di Boyolali terdapat 740 pedagang yang menjadi outlet binaan Alfamart.
Materi yang disampaikan adalah soal manajemen penataan barang, pengaturan stok barang, cash flow, serta tips mengamati tren pasar terkait produk yang sedang diminati.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Boyolali, Paiman berujar pemerintah terus berupaya mendorong pelaku usaha ritel tradisional agar memiliki daya saing tinggi. Pemerintah juga mendukung kegiatan swasta dalam mengakomodasi pedagang tradisional untuk lebih berkembang.
Berbagi ilmu ini diharapkan memberi dampak positif bagi keduanya, karena sama-sama berkontribusi untuk perekonomian daerah.
(ven)