Jaringan Pengusaha Nasional Bangun Kekuatan Bisnis
A
A
A
JAKARTA - Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) menyatakan seharusnya asosiasi pengusaha lebih mengedepankan peran sebagai action group. Di mana kekuatan bisnis dibangun melalui jaringan pengusaha.
“Artinya asosiasi pengusaha bukan hanya menjadi pressure group yang gaduh di berbagai media massa, namun tidak bisa memberikan nilai tambah bagi para anggotanya,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Orientasi Pengurus Pusat Japnas, Dian Saputra, dalam siaran persnya kepada Sindonews, Jumat (29/4/2016).
Dia mengatakan asosiasi pengusaha harus mampu menjadi jembatan untuk menyinergiskan usaha antar anggota maupun stakeholder, sehingga asas manfaatnya dapat dirasakan anggota.
“Hal inilah yang menjadi pembeda antara Japnas dengan asosiasi pengusaha sejenis. Semangat untuk tumbuh dan berkembang bersama, semangat untuk mewujudkan jejaring bisnis di seluruh wilayah Indonesia lah yang menjadi latar belakang organisasi ini didirikan,” paparnya.
Jika ditilik dari sisi usia, Japnas yang dinakhodai Bayu Priawan Djokosoetono, masih seumur jagung, baru 1 tahun berdiri. Namun, dalam pergerakannya, Japnas telah mampu menjalin kerja sama bisnis antar-anggota dan berbagai pihak di luar organisasi. Wajar jika organisasi ini kehadirannya ditunggu di berbagai provinsi di Indonesia.
”Memang banyak yang ingin (masuk), namun dalam waktu 1 tahun kemarin kita masih disibukkan dengan membangun kerja sama usaha antar anggota. Dalam waktu dekat Japnas pasti akan berdiri di seluruh provinsi di Indonesia,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Japnas, Bayu Priawan Djokosoetono, saat membuka Orientasi Pengurus Pusat Japnas, Rabu (27/4/2016).
Dia menerangkan dengan memperkuat bisnis antar anggota, dalam beberapa tahun ke depan Japnas diharapkan mampu membangun kekuatan bisnis baru di Indonesia.
“Ya, kalau pengusaha berkumpul itu harusnya membahas bisnis. Misal di wilayah A ada potensi usaha, ayo siapa yang mau sama-sama investasi di sini. Bareng-bareng kita bikin business plan-nya, bareg-bareng investasinya, maka bisnisnya juga akan berkembang bersama juga,” imbuh Bayu.
Dia menambahkan, parameter yang digunakan Japnas untuk mengukur perkembangan organisasi bukan hanya berapa ribu jumlah anggota yang sudah direkruit. “ Jumlah anggota yang banyak memang baik, namun akan lebih baik lagi jika diimbangi dengan munculnya usaha-usaha baru dari interaksi para pengusaha ini,” ungkapnya.
“Artinya asosiasi pengusaha bukan hanya menjadi pressure group yang gaduh di berbagai media massa, namun tidak bisa memberikan nilai tambah bagi para anggotanya,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Orientasi Pengurus Pusat Japnas, Dian Saputra, dalam siaran persnya kepada Sindonews, Jumat (29/4/2016).
Dia mengatakan asosiasi pengusaha harus mampu menjadi jembatan untuk menyinergiskan usaha antar anggota maupun stakeholder, sehingga asas manfaatnya dapat dirasakan anggota.
“Hal inilah yang menjadi pembeda antara Japnas dengan asosiasi pengusaha sejenis. Semangat untuk tumbuh dan berkembang bersama, semangat untuk mewujudkan jejaring bisnis di seluruh wilayah Indonesia lah yang menjadi latar belakang organisasi ini didirikan,” paparnya.
Jika ditilik dari sisi usia, Japnas yang dinakhodai Bayu Priawan Djokosoetono, masih seumur jagung, baru 1 tahun berdiri. Namun, dalam pergerakannya, Japnas telah mampu menjalin kerja sama bisnis antar-anggota dan berbagai pihak di luar organisasi. Wajar jika organisasi ini kehadirannya ditunggu di berbagai provinsi di Indonesia.
”Memang banyak yang ingin (masuk), namun dalam waktu 1 tahun kemarin kita masih disibukkan dengan membangun kerja sama usaha antar anggota. Dalam waktu dekat Japnas pasti akan berdiri di seluruh provinsi di Indonesia,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Japnas, Bayu Priawan Djokosoetono, saat membuka Orientasi Pengurus Pusat Japnas, Rabu (27/4/2016).
Dia menerangkan dengan memperkuat bisnis antar anggota, dalam beberapa tahun ke depan Japnas diharapkan mampu membangun kekuatan bisnis baru di Indonesia.
“Ya, kalau pengusaha berkumpul itu harusnya membahas bisnis. Misal di wilayah A ada potensi usaha, ayo siapa yang mau sama-sama investasi di sini. Bareng-bareng kita bikin business plan-nya, bareg-bareng investasinya, maka bisnisnya juga akan berkembang bersama juga,” imbuh Bayu.
Dia menambahkan, parameter yang digunakan Japnas untuk mengukur perkembangan organisasi bukan hanya berapa ribu jumlah anggota yang sudah direkruit. “ Jumlah anggota yang banyak memang baik, namun akan lebih baik lagi jika diimbangi dengan munculnya usaha-usaha baru dari interaksi para pengusaha ini,” ungkapnya.
(dmd)