Menko Darmin Ungkap Penggerak dan Penghambat Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution menerangkan, ada beberapa hal yang menjadi motor penggerak dan penghambat ekonomi RI saat ini. Menurutnya kondisi ekonomi domestik sudah lebih baik dibandingkan periode 2014-2015, meski dia mengaku masih ada beberapa hal yang harus dicermati.
"Pertumbuhan kita memang sudah naik perlahan. Tapi yang mau saya terangkan di sini, apa motor penggerak dari ekonomi kita selama ini? Kita identifikasi bahwa konsumsi dalam negeri merupakan salah satu motor penggerak utama. Sebagai negara besar dengan jumlah penduduk besar ini menjadi suatu alasan," ujar dia saat menyampaikan Outlook Ekonomi Indonesia 2017 di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
(Baca Juga: Darmin Tegaskan Pembangunan Infrastruktur Bakal Dongkrak Ekonomi)
Faktor kedua, lanjutnya yakni investasi baik swasta dan pemerintah. Walupun, kata dia pada kuartal terakhir investasi pemerintah tidak terlalu baik karena sedang mendorong ke arah fiskal yang lebih baik. "Kita sedang perbaiki fiskal kita, memang terlalu bersemangat, sehingga dibuatlah kebijakan yang lebih konservatif," sambungnya.
Di sisi lain dia menerangkan ada yang kurang menarik dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Pertama neraca pembayaran dan kemudian ekonomi dunia yang melambat karena perdagangan tersendat sehingga mengganggu ekspor dan impor Indonesia.
"Namun dalam situasi ini kita bisa perbaiki secara perlahan. Kemudian kita bisa secara perlahan perbaiki neraca pembayaran, sehingga cadangan devisa masih baik," tutup dia.
"Pertumbuhan kita memang sudah naik perlahan. Tapi yang mau saya terangkan di sini, apa motor penggerak dari ekonomi kita selama ini? Kita identifikasi bahwa konsumsi dalam negeri merupakan salah satu motor penggerak utama. Sebagai negara besar dengan jumlah penduduk besar ini menjadi suatu alasan," ujar dia saat menyampaikan Outlook Ekonomi Indonesia 2017 di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
(Baca Juga: Darmin Tegaskan Pembangunan Infrastruktur Bakal Dongkrak Ekonomi)
Faktor kedua, lanjutnya yakni investasi baik swasta dan pemerintah. Walupun, kata dia pada kuartal terakhir investasi pemerintah tidak terlalu baik karena sedang mendorong ke arah fiskal yang lebih baik. "Kita sedang perbaiki fiskal kita, memang terlalu bersemangat, sehingga dibuatlah kebijakan yang lebih konservatif," sambungnya.
Di sisi lain dia menerangkan ada yang kurang menarik dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Pertama neraca pembayaran dan kemudian ekonomi dunia yang melambat karena perdagangan tersendat sehingga mengganggu ekspor dan impor Indonesia.
"Namun dalam situasi ini kita bisa perbaiki secara perlahan. Kemudian kita bisa secara perlahan perbaiki neraca pembayaran, sehingga cadangan devisa masih baik," tutup dia.
(akr)