7-Eleven Bangkrut, MDRN Kapok Bisnis Convenience Store

Jum'at, 14 Juli 2017 - 15:18 WIB
7-Eleven Bangkrut, MDRN Kapok Bisnis Convenience Store
7-Eleven Bangkrut, MDRN Kapok Bisnis Convenience Store
A A A
JAKARTA - PT Modern Internasional Tbk (MDRN) mengaku kapok berbisnis convenience store lagi seperti 7-Eleven. Sebab, perusahaan selaku pemilik lisensi 7-Eleven Indonesia telah memutuskan bangkrut.

(Baca Juga: MDRN Berusaha Selamatkan 7-Eleven sejak 2015)

Direktur Modern Internasional Donny Sutanto mengatakan, perusahaan masih fokus untuk mengurus kewajiban 7-Eleven pasca bangkrut. Setelah itu, mencari modal kerja buat jenis usaha lainnya.

"Modern Internasional tidak masuk convenience store lagi. Fokus kami hentikan operasional Sevel, penuhi kewajiban kami dan fokus strategi cari modal kerja selanjutnya," tutur dia di Jakarta, Jumat (14/7/2017).

(Baca Juga: Seluruh Gerai Tutup, Sevel Janji Penuhi Ribuan Hak Karyawan)

Donny menjelaskan, beratnya mengelola bisnis 7-Eleven karena beban bunga yang ada dari pinjaman cukup besar. Perusahaan menyadari sangat agresif mengembangkan 7-Eleven dengan berbagai pendanaan.

"Bahwa salah satu faktor pembayaran bunga dan pokok bunga ini sebabkan modal kerja kami tergerus. Modal kerja tergerus tak bisa untuk lanjutkan operasional," katanya.

Sehingga, prioritas utama PT Modern Sevel Indonesia setelah melakukan penghentian bisnis 7-Eleven ini, pertama, melokalisir masalah yang ada di entitas anak PT Modern Sevel Indonesia dengan menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang ada sesuai peraturan dan regulasi yang berlaku, terutama kewajiban terhadap karyawan, pemerintah, kreditur dan para pemasok.

Kedua, menyuntik modal kerja dan menghidupkan kembali bisnis-bisnis unit yang masih berjalan dan berpotensi besar. Pada saat ini perusahaan masih mempunyai bisnis unit Medical Imaging yang memegang hak distribusi tunggal Medical Imaging Equipment dengan merk Shimadzu.

Selain itu, Dental Imaging Equipment dengan merk Sirona. Di mana bisnis ini masih mempunyai potensi yang sangat besar dengan target pasar klinik dan rumah sakit baik swasta maupun pemerintah.

Selain itu, perusahaan juga masih memiliki entitas anak PT Modern Data Solusi yang memegang hak distribusi tunggal untuk RICOH copy mesin dengan target perkantoran dan percetakan yang masih berpotensi besar untuk dikembangkan.

Dengan berjalannya kembali dan berkembangnya bisnis-bisnis unit yang ada, diharapkan dapat menopang operasional perusahaan pasca penghentian operasional bisnis 7-Eleven.

"Ke depannya apabila seluruh kewajiban telah diselesaikan, manajemen akan memikirkan kembali potensi-potensi bisnis lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan," ujar Donny.

Baca Juga:

Terlalu Agresif, MDRN Sebut Penyebab 7-Eleven Bangkrut

Larangan Jual Minol Bukan Penyebab Utama Sevel Bangkrut
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9183 seconds (0.1#10.140)