Produk Usaha Mikro Minim Rambah Jalur Online
A
A
A
BANDUNG - Produk usaha mikro dan kecil (UMK) asal Jawa Barat (Jabar) belum banyak dijual secara online. Padahal, penjualan daring akan sangat membantu para pelaku usaha. Senior Marcom Manager PT Global Digital Niaga/GDN (Blibli.com) Lani Rahayu mengakui, belum semua pelaku usaha mikro dan kecil aware menjual barangnya secara online.
"Saat ini, penetrasi produk UKM yang dijual melalui situs kami baru sekitar 30%. Memang masih cukup kecil. Makanya kami terus mengedukasi dan membuat sejumlah program, agar para pelaku usaha kecil lebih aktif," kata Lani di Bandung Senin (21/8/2017).
Menurut dia, kue bisnis ritel di Indonesia cukup besar, lantaran jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang lebih. Sayangnya, baru 2% dari bisnis ritel yang digarap secara online. Sisanya masih dijual konvensional.
Bila produk Indonesia tak segera memanfaatkan sistem online, dia khawatir Indonesia akan dibanjiri produk asing. Mestinya, kue yang besar itu dimanfaatkan pelaku usaha untuk memperkenalkan produknya secara global.
Dengan melakukan penjualan secara online, dia optimistis pemasaran produk mikro dan kecil akan meningkat. Terlebih, optimisme para pelaku usaha atas e-commerce yang diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaannya, lanjut dia, kendati baru buka pada 2011, namun telah menjual sekitar 1,5 juta produk. Dari jumlah itu, total brand yang diperjualbelikan mencapai 15.000 brand. Blibli mencatat kenaikan pertumbuhan tiga kali lipat.
"Kami selalu memperhatikan produk. Kami mau ritel ini diisi kreatif preaner yang outentik. Selain bagus tapi produk punya value," jelas dia.
Ketika disinggung perkembangan market e-commerce di Indonesia, diakui dia, market online terus bertumbuh. Walaupun, mayoritas konsumen masih di kota besar seperti Jakarta. Untuk di Jawa Barat, pengunjung Blibli mayoritas di tiga kota, salah satunya Bandung.
Sementara itu, VP Marketing PT GDN I Gusti Ayu Fajar Sari mengatakan, pasar e-commerce di Indonesia masih cukup besar. Jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah, seiring perkembangan teknologi komunikasi. "Marketnya tidak cuman male atau fimale. Tapi hampir di semua generasi. Nah tinggal bagaimana kita bisa rebut mereka untuk belanja secara online," kata dia.
Digelarnya event The Big Start Indonesia (TBS) diharapkan mampu merangkul para pelaku usaha kecil menyasar penjualan online. TBS sendiri, ditujukan untuk menemukan bakat-bakat muda yang menghasilkan produk kreatif yang siap dijual di pasar.
Ajang ini juga untuk memfasilitasi para creativepreneur mengembangkan diri dengan membekali banyak sekali pelatihan dan arahan dari para profesional. Kota Bandung menjadi salah satu kawasan digelarnya event tersebut.
"Saat ini, penetrasi produk UKM yang dijual melalui situs kami baru sekitar 30%. Memang masih cukup kecil. Makanya kami terus mengedukasi dan membuat sejumlah program, agar para pelaku usaha kecil lebih aktif," kata Lani di Bandung Senin (21/8/2017).
Menurut dia, kue bisnis ritel di Indonesia cukup besar, lantaran jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang lebih. Sayangnya, baru 2% dari bisnis ritel yang digarap secara online. Sisanya masih dijual konvensional.
Bila produk Indonesia tak segera memanfaatkan sistem online, dia khawatir Indonesia akan dibanjiri produk asing. Mestinya, kue yang besar itu dimanfaatkan pelaku usaha untuk memperkenalkan produknya secara global.
Dengan melakukan penjualan secara online, dia optimistis pemasaran produk mikro dan kecil akan meningkat. Terlebih, optimisme para pelaku usaha atas e-commerce yang diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaannya, lanjut dia, kendati baru buka pada 2011, namun telah menjual sekitar 1,5 juta produk. Dari jumlah itu, total brand yang diperjualbelikan mencapai 15.000 brand. Blibli mencatat kenaikan pertumbuhan tiga kali lipat.
"Kami selalu memperhatikan produk. Kami mau ritel ini diisi kreatif preaner yang outentik. Selain bagus tapi produk punya value," jelas dia.
Ketika disinggung perkembangan market e-commerce di Indonesia, diakui dia, market online terus bertumbuh. Walaupun, mayoritas konsumen masih di kota besar seperti Jakarta. Untuk di Jawa Barat, pengunjung Blibli mayoritas di tiga kota, salah satunya Bandung.
Sementara itu, VP Marketing PT GDN I Gusti Ayu Fajar Sari mengatakan, pasar e-commerce di Indonesia masih cukup besar. Jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah, seiring perkembangan teknologi komunikasi. "Marketnya tidak cuman male atau fimale. Tapi hampir di semua generasi. Nah tinggal bagaimana kita bisa rebut mereka untuk belanja secara online," kata dia.
Digelarnya event The Big Start Indonesia (TBS) diharapkan mampu merangkul para pelaku usaha kecil menyasar penjualan online. TBS sendiri, ditujukan untuk menemukan bakat-bakat muda yang menghasilkan produk kreatif yang siap dijual di pasar.
Ajang ini juga untuk memfasilitasi para creativepreneur mengembangkan diri dengan membekali banyak sekali pelatihan dan arahan dari para profesional. Kota Bandung menjadi salah satu kawasan digelarnya event tersebut.
(akr)