Pendapatan Premi Zurich Topas Life Rp207 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Zurich Topas Life berhasil mencatatkan pendapatan premi per akhir Juni 2017 sebesar Rp207 miliar atau lebih tinggi dibandingkan pendapatan premi periode yang sama tahun sebelumnya, Rp145,1 miliar. Sementara premi reasuransi sebesar Rp10,4 miliar atau naik dari Rp6,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Director, Chief Strategy & Operating Officer Zurich Topas Life, Sutikno Sjarif mengatakan, saat ini Zurich Topas Life mengandalkan dua kanal distribusi yakni saluran keagenan dan bancassurance. Pihaknya pun telah menggandeng sekitar lima perbankan untuk menjual produk-produknya.
"Kedepan, tentunya kita akan menambah dan memperluas kerja sama dengan perbankan lainnya," kata Sutikno saat ditemui KORAN SINDO di kantornya, Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Dia melanjutkan, saluran keagenan mempunyai kontribusi dengan sumbangan Annual Premium Equivalent (APE) atau premi disetahunkan sekitar Rp70 miliar di semester I 2017. Angka tersebut tumbuh 69% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Saat ini, perseroan telah memiliki lebih dari 3.500 agen aktif. "Tentunya kami ingin terus menambah agen-agen potensial," imbuhnya.
Adapun secara bisnis, menurut dia, kanal distribusi perbankan memiliki potensi kontribusi premi yang cukup signifikan. Di tahun 2016 lalu, jalur bancassurance perseroan meningkat sebesar 133% dibanding tahun sebelumnya.
"Harapan kami di tahun 2017, jalur bancassurance bisa menyumbang sebesar 33% dari total APE," ungkap Sutikno. Kedepan, pihaknya menargetkan untuk dapat meningkatkan kanal penjualan melalui bancassurance sekitar 52%.
Dia mengaku, tahun ini Zurich kian gencar meluncurkan produk ataupun kerja sama dengan partner baru. Sebelumnya, perseroan telah menggandeng Investree, yang merupakan perusahaan teknologi keuangan (fintech) terkemuka di Indonesia.
Dalam kerja sama tersebut, perseroan meluncurkan Digital Credit Protection. "Ini merupakan program asuransi jiwa kredit yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan keamanan pengusaha kecil dan profesional," papar dia.
Menurut Sutikno, kolaborasi ini memungkinkan para debitur Investree, dalam hal ini Borrower, untuk mendapatkan proteksi dari risiko tidak terduga sekaligus memberikan keamanan bagi investasi kreditur selama periode angsuran pinjaman mereka.
Digital Credit Protection ini dirancang khusus untuk pengusaha mikro dan profesional dalam menjaga masa depan finansial mereka. "Selain itu, Digital Credit Protection menyasar pengusaha muda dan profesional," tandasnya.
Director, Chief Strategy & Operating Officer Zurich Topas Life, Sutikno Sjarif mengatakan, saat ini Zurich Topas Life mengandalkan dua kanal distribusi yakni saluran keagenan dan bancassurance. Pihaknya pun telah menggandeng sekitar lima perbankan untuk menjual produk-produknya.
"Kedepan, tentunya kita akan menambah dan memperluas kerja sama dengan perbankan lainnya," kata Sutikno saat ditemui KORAN SINDO di kantornya, Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Dia melanjutkan, saluran keagenan mempunyai kontribusi dengan sumbangan Annual Premium Equivalent (APE) atau premi disetahunkan sekitar Rp70 miliar di semester I 2017. Angka tersebut tumbuh 69% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Saat ini, perseroan telah memiliki lebih dari 3.500 agen aktif. "Tentunya kami ingin terus menambah agen-agen potensial," imbuhnya.
Adapun secara bisnis, menurut dia, kanal distribusi perbankan memiliki potensi kontribusi premi yang cukup signifikan. Di tahun 2016 lalu, jalur bancassurance perseroan meningkat sebesar 133% dibanding tahun sebelumnya.
"Harapan kami di tahun 2017, jalur bancassurance bisa menyumbang sebesar 33% dari total APE," ungkap Sutikno. Kedepan, pihaknya menargetkan untuk dapat meningkatkan kanal penjualan melalui bancassurance sekitar 52%.
Dia mengaku, tahun ini Zurich kian gencar meluncurkan produk ataupun kerja sama dengan partner baru. Sebelumnya, perseroan telah menggandeng Investree, yang merupakan perusahaan teknologi keuangan (fintech) terkemuka di Indonesia.
Dalam kerja sama tersebut, perseroan meluncurkan Digital Credit Protection. "Ini merupakan program asuransi jiwa kredit yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan keamanan pengusaha kecil dan profesional," papar dia.
Menurut Sutikno, kolaborasi ini memungkinkan para debitur Investree, dalam hal ini Borrower, untuk mendapatkan proteksi dari risiko tidak terduga sekaligus memberikan keamanan bagi investasi kreditur selama periode angsuran pinjaman mereka.
Digital Credit Protection ini dirancang khusus untuk pengusaha mikro dan profesional dalam menjaga masa depan finansial mereka. "Selain itu, Digital Credit Protection menyasar pengusaha muda dan profesional," tandasnya.
(ven)