Catatan Kondisi Makroekonomi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri membuat catatan mengenai kondisi makrokonomi Indonesia. Dalam paper bertajuk Peta Perekonomian Indonesia Memasuki Era Digital, dia mengungkapkan kondisi makroekonomi stabil dengan beberapa catatan.
Dalam tulisannya, Faisal mengatakan, jarang hampir semua indikator makro membaik dan stabil dalam kurun waktu cukup lama.
"Suhu tumbuh (inflasi) di bawah 4%, terendah sejak krisis 1998. Tekanan darah (suku bunga) berangsur turun, walaupun belum serendah yang diinginkan pemerintah," ujarnya, dalam laporan Peta Perekonomian Indonesia Memasuki Era Digital.
Dia melihat detak jantung (nilai tukar rupiah) stabil dengan volatilitas terendah di Asia Tenggara bersama dengan ringgit Malaysia. Cadangan devisa meningkat hingga mencapai aras tertinggi sepanjang sejarah.
"Pasar saham terus menunjukkan kenaikan indeks, sudah 19 kali mencetak rekor baru sejak pertengahan Maret 2017," katanya.
Faisal mencatat arus masuk penanaman modal asing langsung (FDI) dan portofolio meningkat. Kondisi umum perbankan relatif sehat.
"Nilai ekspor tumbuh dua digit, setelah 5 tahun berturut-turut selalu merosot. Surplus perdagangan (ekspor minus impor) menunjukkan peningkatan," katanya.
Di sisi lain, Faisal menyebutkan, pertumbuhan ekonomi melambat. Dari rerata double digit menjadi rerata 8%, lalu 7%, 6%, dan akhirnya dalam 4 tahun terakhir menjadi 5%.
Dalam tulisannya, Faisal mengatakan, jarang hampir semua indikator makro membaik dan stabil dalam kurun waktu cukup lama.
"Suhu tumbuh (inflasi) di bawah 4%, terendah sejak krisis 1998. Tekanan darah (suku bunga) berangsur turun, walaupun belum serendah yang diinginkan pemerintah," ujarnya, dalam laporan Peta Perekonomian Indonesia Memasuki Era Digital.
Dia melihat detak jantung (nilai tukar rupiah) stabil dengan volatilitas terendah di Asia Tenggara bersama dengan ringgit Malaysia. Cadangan devisa meningkat hingga mencapai aras tertinggi sepanjang sejarah.
"Pasar saham terus menunjukkan kenaikan indeks, sudah 19 kali mencetak rekor baru sejak pertengahan Maret 2017," katanya.
Faisal mencatat arus masuk penanaman modal asing langsung (FDI) dan portofolio meningkat. Kondisi umum perbankan relatif sehat.
"Nilai ekspor tumbuh dua digit, setelah 5 tahun berturut-turut selalu merosot. Surplus perdagangan (ekspor minus impor) menunjukkan peningkatan," katanya.
Di sisi lain, Faisal menyebutkan, pertumbuhan ekonomi melambat. Dari rerata double digit menjadi rerata 8%, lalu 7%, 6%, dan akhirnya dalam 4 tahun terakhir menjadi 5%.
(dmd)