Wall Street Ditutup Melemah Terbebani Harga Minyak dan Saham GE

Rabu, 15 November 2017 - 08:03 WIB
Wall Street Ditutup...
Wall Street Ditutup Melemah Terbebani Harga Minyak dan Saham GE
A A A
NEW YORK - Wall Street pada perdagangan kemarin ditutup jatuh karena saham General Electric melemah untuk hari kedua berturut turut dan penurunan harga minyak mentah menghantam sektor saham energi.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/11/2017), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 30,23 poin atau 0,13% ke level 23.409,47, Indeks S & P 500 kehilangan 5,97 poin atau 0,23% ke level 2.578,87 dan Nasdaq Composite turun 19,72 poin atau 0,29% ke level 6.737,87.

Saham GE turun 5,9% ke level USD17,90 pada volume harian terbesar dalam dua tahun karena investor bertanya-tanya apakah perombakan besar-besaran perusahaan oleh Chief Executive John Flannery baru akan cukup untuk menghidupkan kembali konglomerat industri ini. Saham tersebut sempat menyentuh USD17,46, terendah dalam hampir enam tahun.

Sementara, sektor energi merupakan penurunan terbesar di antara 11 sektor S & P 500 karena harga minyak turun paling banyak dalam satu bulan. Badan Energi Internasional memperkirakan kenaikan produksi minyak mentah AS dan memiliki prospek suram untuk pertumbuhan permintaan global.

Saham Exxon turun 0,8% dan saham ConocoPhillips turun 2,5%, sementara sektor energi di Indeka S & P 500 turun 1,5% paling banyak dalam lebih dari empat bulan.

Saham yang disukai oleh investor yang mencari imbal hasil, yang disebut obligasi proxy adalah pemain terbaik karena kurva imbal hasil, atau selisih antara imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek dan jangka panjang, tetap mendekati level terendah dalam satu dekade.

Sektor utilitas dan barang kebutuhan konsumen, yang membayar dividen cukup tinggi, merupakan pemain terbaik pada hari itu. Utilitas naik 1,2% untuk kenaikan 2,4% sejak penutupan pada Jumat, kenaikan persentase dua hari terbesar sejak akhir Februari.

"Orang-orang mencari imbal hasil di seluruh dunia sehingga berpotensi ada arus luar yang masuk ke proxy obligasi," kata Paul Zemsky, chief investment officer, Strategi Multi-Aset dan Solusi di Voya Investment Management di New York.

Dia mengatakan bahwa kinerja saham di sektor utilitas dan consumer juga bisa menjadi karena investor semakin defensif "setelah sektor pertumbuhan dan keseluruhan pasar telah berjalan dengan baik tahun ini."

Indeka S & P 500 turun untuk sesi ketiga dalam empat terakhir, namun tetap berada dalam 1% dari rekor tertinggi akhir pekan lalu. Pembuat perangkat streaming TV Roku membukukan kenaikan beruntun tiga hari setelah mencapai rekor tertinggi di level USD48,80, berakhir turun 13,5% pada USD36,95.

Saham Advance Auto Parts melonjak 16,3% menjadi USD95,72 setelah memperkirakan perkiraan laba setahun penuh dan mengalahkan perkiraan laba kuartalan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8622 seconds (0.1#10.140)