Tembus USD15,5 Miliar, Impor RI November 2017 Naik 6,42%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi kenaikan impor sebesar 6,42% pada November 2017. Dimana angka impor pada periode tersebut tembus hingga USD15,15 miliar. Impor nonmigas (minyak dan gas bumi) pada November 2017 mencapai USD12,92 miliar atau naik 7,37% dibanding Oktoer 2017.
(Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan RI November Turun Jadi USD130 Juta
Demikian pula jika dibandingkan November 2016 yang meningkat 18,05%. "Jadi impor November 2017 sebesar USD15,15 miliar. Naik 6,42% dibanding Oktober 2017," jelas Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Menurutnya, peningkatan impor ini dipicu oleh peningkatan impor migas pada November 2017 mencapai USD2,23 miliar atau naik 1,22% dibanding Oktober 2017. Selain itu, impor nonmigas juga naik 7,37% menjadi USD887,1 juta.
"Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor hasil minyak dan gas yang masing-masing naik 19,46% dan 18,19%. Walaupun impor minyak mentah turun 32,02%," imbuh dia.
Sementara dilihat secara kumulatif, impor Indonesia dari Januari hingga November 2017 naik 15,47% menjadi USD141,88 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas yang masing-masing naik 27,85% dan 13,48%.
"Peningkatan impor migas ini karena naiknya impor minyak mentah sebesar USD105,3 juta, hasil minyak 3,72 miliar, dan gas USD910,5 juta," tandasnya.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–November 2017 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai USD31,78 miliar (26,46%), Jepang USD13,89 miliar (11,56%) dan Thailand USD8,44 miliar (7,03%). Impor nonmigas dari ASEAN 20,37%, sementara dari Uni Eropa 9,32%.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–November 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 15,19%, 16,37% serta 11,53%.
(Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan RI November Turun Jadi USD130 Juta
Demikian pula jika dibandingkan November 2016 yang meningkat 18,05%. "Jadi impor November 2017 sebesar USD15,15 miliar. Naik 6,42% dibanding Oktober 2017," jelas Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Menurutnya, peningkatan impor ini dipicu oleh peningkatan impor migas pada November 2017 mencapai USD2,23 miliar atau naik 1,22% dibanding Oktober 2017. Selain itu, impor nonmigas juga naik 7,37% menjadi USD887,1 juta.
"Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor hasil minyak dan gas yang masing-masing naik 19,46% dan 18,19%. Walaupun impor minyak mentah turun 32,02%," imbuh dia.
Sementara dilihat secara kumulatif, impor Indonesia dari Januari hingga November 2017 naik 15,47% menjadi USD141,88 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas yang masing-masing naik 27,85% dan 13,48%.
"Peningkatan impor migas ini karena naiknya impor minyak mentah sebesar USD105,3 juta, hasil minyak 3,72 miliar, dan gas USD910,5 juta," tandasnya.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–November 2017 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai USD31,78 miliar (26,46%), Jepang USD13,89 miliar (11,56%) dan Thailand USD8,44 miliar (7,03%). Impor nonmigas dari ASEAN 20,37%, sementara dari Uni Eropa 9,32%.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–November 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 15,19%, 16,37% serta 11,53%.
(akr)