Implementasi Industry 4.0 Akan Revitalisasi Sektor Manufaktur

Selasa, 20 Maret 2018 - 22:01 WIB
Implementasi Industry...
Implementasi Industry 4.0 Akan Revitalisasi Sektor Manufaktur
A A A
JAKARTA - Implementasi Industry 4.0 diyakini akan membawa peluang besar untuk merevitalisasi sektor manufaktur dan menjadi akselerator dalam mencapai visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030.

"Jadi, akan meningkatkan produktivitas industri kita dan dapat menciptakan lapangan kerja baru yang lebih bernilai tambah tinggi sebagai dasar dari fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang," tutur Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara dalam siaran pers, Selasa (20/3/2018).

Ngakan menegaskan, penerapan Industry 4.0 dinilai dapat menghasilkan peluang pekerjaan baru yang lebih spesifik, terutama yang membutuhkan kompetensi tinggi. Untuk itu, dibutuhkan transformasi keterampilan bagi SDM industri di Indonesia yang mengarah kepada bidang teknologi informasi.

"Studi yang dilakukan terhadap industri yang ada di Jerman menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja akan meningkat secara signifikan hingga 96%, khususnya di bagian riset dan pengembangan serta pengembangan software," ungkapnya

Ia menambahkan bawa akan terjadi pergeseran pekerjaan karena penerapan Industry 4.0. Pekerjaan nanti tidak hanya di manufaktur saja, namun juga akan berkembang ke supply chain, logistik, serta riset dan pengembangan. "Selain itu, yang di sektor manufaktur juga perlu rescaling atau up-scaling untuk memenuhi kebutuhan," ujarnya.

Dengan penggunaan teknologi terkini dan berbasis internet, menurut Ngakan, muncul pula permintaan jenis pekerjaan baru yang cukup banyak, seperti pengelola dan analis data digital, serta profesi yang dapat mengoperasikan teknologi robot untuk proses produksi di industri.

Bahkan, kata dia, ada beberapa potensi keuntungan yang dihasilkan sebagai dampak penerapan konsep Industry 4.0, antara lain mampu menciptakan efisiensi yang tinggi, mengurangi waktu dan biaya produksi, meminimalkan kesalahan kerja, dan peningkatan akurasi dan kualitas produk.

Agar menjamin keberlangsungan sistem Industry 4.0 berjalan secara optimal, Ngakan menyebutkan, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi oleh industri. Kebutuhan penunjang itu di antaranya adalah ketersediaan sumber daya listrik yang melimpah, murah, dan kontinyu, serta ketersediaan infrastruktur jaringan internet dengan bandwidth yang cukup besar dan jangkauan luas (wide coverage).

Selanjutnya, ketersediaan data center dengan kapasitas penyimpanan yang cukup banyak, aman dan terjangkau,ketersediaan infrastruktur logistik modern, dan kebijakan ketenagakerjaan yang mendukung kebutuhan industri sesuai dengan karakter Industry 4.0.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1066 seconds (0.1#10.140)