Pasar Saham Bergejolak Jadi Peluang Bagi Beberapa Investor
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyatakan, ada beberapa kategori investor yang cukup senang ketika kondisi pasar saham Indonesia sedang bergejolak seperti saat ini. Menurutnya, bagi beberapa orang kondisi naik-turun pasar saham Indonesia seperti sekarang justru menjadi peluang bagi investor yang suka mengambil risiko.
"Ini kesempatan buat beberapa orang karena lagi murah, mereka yang risk taker anggap ini menarik. Sekarang ada gejolak Amerika Serikat dan China," ujar Dirut BEI Tito Sulistio di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
(Baca Juga: Diterpa Gejolak AS-China, Dirut BEI Pede Pasar Saham Masih Bagus
Lebih lanjut Ia menjelaskan, meski kondisi perekonomian Indonesia masih masuk ke dalam kategori baik tetap saja pasar saham bisa bergejolak karena sentimen dari global tersebut. "Stabilitas ekonomi kita bagus, emiten kita bagus, tapi kalau ada berita Trump keseleo akan jatuh harga, jatuh kita. Informasi yang masuk dari sisi perusahaan bagus, tapi dipihak lain risk taker senang bisa keluar masuk. Pasti ada untung rugi, itu hak orang," katanya.
Guna mencegah ketidakpastian itu, Tito mengungkapkan, BEI terus meningkatkan kelengkapan informasi ke investor, termasuk calon perusahaan yang akan melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) agar tetap yakin dengan kondisi sekarang.
"Lengkapi dengan informasi yang non fundamental, perdagangan setengah hari memang sempat Rp2 triliun, tapi rata-rata Rp9,3 triliun/hari. Kemarin ada dual listing yang jumlah saham dikurangi bukan karena pasar lesu, tapi dalam ketidakpastian dengan menunggu, tetap laku," pungkasnya.
"Ini kesempatan buat beberapa orang karena lagi murah, mereka yang risk taker anggap ini menarik. Sekarang ada gejolak Amerika Serikat dan China," ujar Dirut BEI Tito Sulistio di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
(Baca Juga: Diterpa Gejolak AS-China, Dirut BEI Pede Pasar Saham Masih Bagus
Lebih lanjut Ia menjelaskan, meski kondisi perekonomian Indonesia masih masuk ke dalam kategori baik tetap saja pasar saham bisa bergejolak karena sentimen dari global tersebut. "Stabilitas ekonomi kita bagus, emiten kita bagus, tapi kalau ada berita Trump keseleo akan jatuh harga, jatuh kita. Informasi yang masuk dari sisi perusahaan bagus, tapi dipihak lain risk taker senang bisa keluar masuk. Pasti ada untung rugi, itu hak orang," katanya.
Guna mencegah ketidakpastian itu, Tito mengungkapkan, BEI terus meningkatkan kelengkapan informasi ke investor, termasuk calon perusahaan yang akan melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) agar tetap yakin dengan kondisi sekarang.
"Lengkapi dengan informasi yang non fundamental, perdagangan setengah hari memang sempat Rp2 triliun, tapi rata-rata Rp9,3 triliun/hari. Kemarin ada dual listing yang jumlah saham dikurangi bukan karena pasar lesu, tapi dalam ketidakpastian dengan menunggu, tetap laku," pungkasnya.
(akr)