Ini Penyebab AS Menabuh Genderang Perang Dagang ke China

Rabu, 25 April 2018 - 07:14 WIB
Ini Penyebab AS Menabuh...
Ini Penyebab AS Menabuh Genderang Perang Dagang ke China
A A A
NEW YORK - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China meledak bulan lalu. Negara-negara lain pun mulai mengancam satu sama lain dengan tarif perdagangan baru, demi melindungi produknya.

Melansir dari CNBC, Rabu (25/4/2018), Presiden AS Donald Trump mengatakan pengenaan tarif baru kepada China untuk menghentikan praktik perdagangan yang tidak adil, termasuk pencurian kekayaan intelektual AS yang lebih luas. Masalah terakhir ini menjadi penyebab "kemarahan" Negeri Abang Sam.

Komisi Properti Intelektual Amerika memperkirakan bahwa pencurian kekayaan intelektual yang diakui oleh China, telah merugikan AS antara USD225 miliar hingga USD600 miliar setiap tahun.

Komisi menyatakan sudah menemukan bukti-bukti pencurian kekayaan intelektual AS oleh China. Seperti kasus Paulson Manufacturing yang berbasis di California. Perusahaan ini memproduksi kacamata pelindung dan perisai untuk pekerja industri dan petugas pemadam kebakaran.

"Dalam satu tahun dari sesuatu produk baru yang saya keluarkan, disalin di suatu tempat di dunia," kata CEO Roy Paulson. Ia lantas mendapati produknya disalin saat menghadiri pameran dagang di China.

"Mereka bahkan menggunakan nama perusahaan kami, menggandakan semua produk yang kami miliki. Anda dapat melihat di situs web kami dan ada yang dijual sebagai produk Paulson di China," katanya.

"Ini adalah sebuah pencurian dan merugikan. Bukan hanya saya yang kehilangan uang, juga karyawan saya kehilangan pendapatan dan masyarakat," sambungnya.

Tidak hanya itu, Marlin Steel, perusahaan yang memproduksi cetakan baja dari kawat untuk rak penyimpanan, keranjang, dan penggorengan dari baja daur ulang juga mengalami hal serupa. Perusahaan yang berbasis di Baltimore, Maryland, AS, mengatakan produknya yang tampak sederhana, sejatinya membutuhkan teknik yang rumit.

Namun terang CEO Marlin Steel Drew Greenblatt, beberapa tahun lalu, dia juga melihat produknya ada di China. "Kami datang dengan ide-ide baru yang inovatif dan kreatif. Kami menghabiskan banyak uang untuk riset dan pengembangan. Tapi mereka (China) memotong dan mencurinya dari kami," kata Greenblatt.

Atas pencurian kekayaan intelektual ini, ia menilai banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Karena itu, ia meminta Pemerintah AS mengambil tindakan dan melakukan aksi.

Steven Lang, CEO Mon Cheri Bridal yang berbasis di New Jersey, juga khawatir akan pemalsuan dari China terhadap produknya, yang dapat merugikan bisnisnya. "Tanpa perlindungan dari pemerintah AS, saya tidak berada di arena bermain yang seimbang," kata Lang.

Meski demikian, Lang tidak menyukai cara Trump yang dapat menyebabkan perang dagang. "Pendekatan Trump seperti koboi," terangnya. Menurut Lang, seperti kebanyakan bisnus, perang dagang harus dihindari melalui negosiasi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5846 seconds (0.1#10.140)