Korea Selatan Gagas Kerja Sama dengan Konawe Selatan
A
A
A
KONAWE SELATAN - Pemerintah Korea Selatan bersama Pemerintah Kabupaten Konawe Selatana (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), menggagas kerja sama di bidang pertanian dan peternakan.
Tim ahli dan petani Korsel yang berkunjung ke Konsel terdiri dari Pakar dan Konsultan bidang Pertanian dan Peternakan Pemerintah Korsel - Prof. Kwan Eung Lee, Ketua Asosiasi Petani Muda Korsel Choi Byeong Moon, petani paprika pemilik Grand House terbesar di Korsel Gung Soo Chul, serta peternak sapi senior Korsel Lee Seoung Hewan.
Kunjungan ini, juga merupakan kunjungan balasan, setelah Bupati Konsel Surunudin memenuhi panggilan untuk menerima penghargaan Federation of Young Farmers atau salah satu asosiasi petani muda di Korea Selatan. Penghargaan itu diberikan kepada Surunudin karena dinilai telah memberikan perhatian mendukung pengembangan Potensi Petani Muda di Konsel.
Menurut Kepala Bagian Humas Konsel Hermawan, Minggu (07/10/2018), kunjungan ini untuk menindak lanjuti pembahasan kedua bela pihak melalui presentasi yang dipaparkan Bupati Konsel di hadapan para pengusaha muda pertanian di Korsel pada acara pemberian penghargaan, dan sekaligus melihat langsung potensi pertanian di wilayah Konsel.
"Kunjungan mereka untuk melihat langsung potensi dan program pertanian dan peternakan yang ada dan sedang berjalan di daerah kita, selama tiga hari sejak 4-6 Oktober 2018, dibimbing oleh pihak terkait, seperti dinas pertanian, perusahaan daerah, UPTD Peternakan Pemda Konsel, serta Tim Pengabdian Universitas Lakidende," jelas Hermawan.
Menurut juru bicara tim ahli dan petani Korsel Choi Byeong Moon, wilayah Konsel, selain pertanian, sangat cocok juga untuk pengembangan di bidang perkebunan dan peternakan, sehingga ke depan setelah ada kesepakatan Korsel akan membantu penyediaan bibit padi unggul, jagung, sapi asal Korea Selatan, dan teknologi untuk diterapkan secara bertahap. Korea juga akan mengevaluasi kemajuan bisnis dan skala usaha, dan siap untuk mendatangkan mesin dan teknologi baru dari korea atau impor dari negara lain.
Kerja sama ini akan terus dilanjutkan untuk memajukan pertanian dan peternakan, khususnya untuk komoditas padi, jagung, paprika, dan sapi, demi memenuhi permintaan pasar yang sangat besar baik lokal, nasional serta ekspor ke Jepang, Australia, dan Eropa.
Untuk itu, tim ahli Korea membutuhkan 2-3 bulan untuk kembali ke Korea Selatan, merancang dan merumuskan semua data mengenai kondisi lahan di Konsel, potensi pasar, sekaligus pengurusan regulasi.
"Telah ditunjuk Sebagai Duta Konsel di Korsel untuk promosi Kwan Eung Lee yang akan melakukan 2-3 kali kunjungan dalam rangka korespondensi dan perumusan konsep yang tepat sekaligus mengevalusi progress langkah-langkah yang telah di tempuh kedua belah pihak," kata Hermawan.
Tim ahli dan petani Korsel yang berkunjung ke Konsel terdiri dari Pakar dan Konsultan bidang Pertanian dan Peternakan Pemerintah Korsel - Prof. Kwan Eung Lee, Ketua Asosiasi Petani Muda Korsel Choi Byeong Moon, petani paprika pemilik Grand House terbesar di Korsel Gung Soo Chul, serta peternak sapi senior Korsel Lee Seoung Hewan.
Kunjungan ini, juga merupakan kunjungan balasan, setelah Bupati Konsel Surunudin memenuhi panggilan untuk menerima penghargaan Federation of Young Farmers atau salah satu asosiasi petani muda di Korea Selatan. Penghargaan itu diberikan kepada Surunudin karena dinilai telah memberikan perhatian mendukung pengembangan Potensi Petani Muda di Konsel.
Menurut Kepala Bagian Humas Konsel Hermawan, Minggu (07/10/2018), kunjungan ini untuk menindak lanjuti pembahasan kedua bela pihak melalui presentasi yang dipaparkan Bupati Konsel di hadapan para pengusaha muda pertanian di Korsel pada acara pemberian penghargaan, dan sekaligus melihat langsung potensi pertanian di wilayah Konsel.
"Kunjungan mereka untuk melihat langsung potensi dan program pertanian dan peternakan yang ada dan sedang berjalan di daerah kita, selama tiga hari sejak 4-6 Oktober 2018, dibimbing oleh pihak terkait, seperti dinas pertanian, perusahaan daerah, UPTD Peternakan Pemda Konsel, serta Tim Pengabdian Universitas Lakidende," jelas Hermawan.
Menurut juru bicara tim ahli dan petani Korsel Choi Byeong Moon, wilayah Konsel, selain pertanian, sangat cocok juga untuk pengembangan di bidang perkebunan dan peternakan, sehingga ke depan setelah ada kesepakatan Korsel akan membantu penyediaan bibit padi unggul, jagung, sapi asal Korea Selatan, dan teknologi untuk diterapkan secara bertahap. Korea juga akan mengevaluasi kemajuan bisnis dan skala usaha, dan siap untuk mendatangkan mesin dan teknologi baru dari korea atau impor dari negara lain.
Kerja sama ini akan terus dilanjutkan untuk memajukan pertanian dan peternakan, khususnya untuk komoditas padi, jagung, paprika, dan sapi, demi memenuhi permintaan pasar yang sangat besar baik lokal, nasional serta ekspor ke Jepang, Australia, dan Eropa.
Untuk itu, tim ahli Korea membutuhkan 2-3 bulan untuk kembali ke Korea Selatan, merancang dan merumuskan semua data mengenai kondisi lahan di Konsel, potensi pasar, sekaligus pengurusan regulasi.
"Telah ditunjuk Sebagai Duta Konsel di Korsel untuk promosi Kwan Eung Lee yang akan melakukan 2-3 kali kunjungan dalam rangka korespondensi dan perumusan konsep yang tepat sekaligus mengevalusi progress langkah-langkah yang telah di tempuh kedua belah pihak," kata Hermawan.
(fjo)