Pangkas Tarif Impor, China Tegaskan Pimpin Perdagangan Bebas
A
A
A
BEIJING - China telah berjanji untuk memangkas lebih lanjut tarif impor dan membuka ekonominya, di tengah upaya meredam kritik praktik perdagangan tidak adil Negeri Tirai Bambu -julukan China-. Dalam pidatonya dalam pameran perdagangan Shanghai, Presiden China Xi Jinping juga menekankan bakal membangun pertahanan kuat dari sisi perdagangan global.
Pernyataan tersebut dinilai sebagai tanggapan dari aksi Amerika Serikat (AS), dimana Beijing sedang berperang dagang yang sengit dengan Washington. Seperti diketahui sepanjang tahun ini, China dan AS saling menetapkan tarif impor tinggi antara satu sama lain. Lebih lanjut belum ada tanda-tanda meredanya perang dagang, dimana AS bahkan sempat mengancam menerapkan tarif lanjutan.
Berbicara pada pembukaan pameran, Xi mengatakan bahwa "dalam dunia globalisasi ekonomi yang semakin mendalam, praktik hukum rimba dan pemenang mengambil semua hanya merupakan jalan buntu. Pertumbuhan inklusif untuk semua pasti merupakan jalan yang benar ke depan," ungkapnya.
Pameran Impor Internasional Shanghai menjadi upaya besar China untuk menunjukkan kepada dunia terutama AS bahwa ekonominya semakin terbuka. Acara yang digelar selama satu pekan bertujuan untuk memberikan dorongan multi-miliar dolar untuk impor. Tercatat ribuan perusahaan asing hadir dalam ajang tersebut.
Dalam pidato pembukaannya, Xi Jinping menjanjikan tarif impor yang lebih rendah serta memudahkan perusahaan asing untuk mengakses ekonomi China. Tetapi seperti yang sering terjadi, Ia tidak mengungkapkan mulai kapan hal itu diterapkan. Ia juga tidak membahas keluhan AS terhadap perdagangan China, termasuk dugaan pencurian kekayaan intelektual.
Belum ada sinyal bahwa China akan menyerah dalam perang dagang melawan AS. Bahkan, Xi Jinping mengibaratkan ekonomi China seperti "laut" yang menurutnya, badai bisa membalikkan kolam, tetapi tidak lautan.
Seperi diketahui AS telah mengenakan pajak pada sekitar setengah impor China ke AS sejauh ini untuk membuat produk asal China menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika untuk membelinya. Tak hanya itu, Trump juga sempat mengancam akan menargetkan semua impor dari Beijing.
Gedung Putih mengatakan kebijakan tarif merupakan respons terhadap kebijakan perdagangan China yang disebut "tidak adil", yang dikecam keras oleh Trump menciptakan defisit perdagangan besar serta dugaan pencurian kekayaan intelektual. Ia juga ingin China memberi perusahaan Amerika akses yang lebih baik ke pasarnya.
Xi berjanji untuk mengambil langkah-langkah memacu impor, dengan memotong tarif, memfasilitasi bea cukai dan mengurangi "biaya institusional". Namun Dia tidak menjelaskan impor negara mana saja yang akan mendapat manfaat dari tarif rendah, apakah AS ada dalam daftar ini."China juga akan terus memperluas akses pasar. Pintu China tidak akan ditutup, hanya akan terbuka lebih lebar," kata Xi menambahkan bahwa keterbukaan telah menjadi "merek dagang China" saat ini.
Presiden Xi juga menerangkan, China akan mempercepat negosiasi perjanjian investasi China dan Uni Eropa serta kesepakatan perdagangan bebas China-Jepang-Korea Selatan regional. Di antara para delegasi tingkat tinggi di pameran, terdapat Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox. Inggris sedang mengincar berbagai negara Asia untuk transaksi perdagangan karena bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa tahun depan.
Pernyataan tersebut dinilai sebagai tanggapan dari aksi Amerika Serikat (AS), dimana Beijing sedang berperang dagang yang sengit dengan Washington. Seperti diketahui sepanjang tahun ini, China dan AS saling menetapkan tarif impor tinggi antara satu sama lain. Lebih lanjut belum ada tanda-tanda meredanya perang dagang, dimana AS bahkan sempat mengancam menerapkan tarif lanjutan.
Berbicara pada pembukaan pameran, Xi mengatakan bahwa "dalam dunia globalisasi ekonomi yang semakin mendalam, praktik hukum rimba dan pemenang mengambil semua hanya merupakan jalan buntu. Pertumbuhan inklusif untuk semua pasti merupakan jalan yang benar ke depan," ungkapnya.
Pameran Impor Internasional Shanghai menjadi upaya besar China untuk menunjukkan kepada dunia terutama AS bahwa ekonominya semakin terbuka. Acara yang digelar selama satu pekan bertujuan untuk memberikan dorongan multi-miliar dolar untuk impor. Tercatat ribuan perusahaan asing hadir dalam ajang tersebut.
Dalam pidato pembukaannya, Xi Jinping menjanjikan tarif impor yang lebih rendah serta memudahkan perusahaan asing untuk mengakses ekonomi China. Tetapi seperti yang sering terjadi, Ia tidak mengungkapkan mulai kapan hal itu diterapkan. Ia juga tidak membahas keluhan AS terhadap perdagangan China, termasuk dugaan pencurian kekayaan intelektual.
Belum ada sinyal bahwa China akan menyerah dalam perang dagang melawan AS. Bahkan, Xi Jinping mengibaratkan ekonomi China seperti "laut" yang menurutnya, badai bisa membalikkan kolam, tetapi tidak lautan.
Seperi diketahui AS telah mengenakan pajak pada sekitar setengah impor China ke AS sejauh ini untuk membuat produk asal China menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika untuk membelinya. Tak hanya itu, Trump juga sempat mengancam akan menargetkan semua impor dari Beijing.
Gedung Putih mengatakan kebijakan tarif merupakan respons terhadap kebijakan perdagangan China yang disebut "tidak adil", yang dikecam keras oleh Trump menciptakan defisit perdagangan besar serta dugaan pencurian kekayaan intelektual. Ia juga ingin China memberi perusahaan Amerika akses yang lebih baik ke pasarnya.
Xi berjanji untuk mengambil langkah-langkah memacu impor, dengan memotong tarif, memfasilitasi bea cukai dan mengurangi "biaya institusional". Namun Dia tidak menjelaskan impor negara mana saja yang akan mendapat manfaat dari tarif rendah, apakah AS ada dalam daftar ini."China juga akan terus memperluas akses pasar. Pintu China tidak akan ditutup, hanya akan terbuka lebih lebar," kata Xi menambahkan bahwa keterbukaan telah menjadi "merek dagang China" saat ini.
Presiden Xi juga menerangkan, China akan mempercepat negosiasi perjanjian investasi China dan Uni Eropa serta kesepakatan perdagangan bebas China-Jepang-Korea Selatan regional. Di antara para delegasi tingkat tinggi di pameran, terdapat Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox. Inggris sedang mengincar berbagai negara Asia untuk transaksi perdagangan karena bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa tahun depan.
(akr)