Pasokan Sayur Mayur Aman, Harga-Harga di Pasar Stabil
A
A
A
JAKARTA - Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2019, persediaan sayur mayur untuk wilayah Jabodetabek diklaim aman. Hal ini dipastikan setelah para petani di sejumlah daerah, di Jawa Barat menghasilkan panen yang mulus dengan jumlah stok yang cukup.
Ulus, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Panggu Pay Bandung mengatakan, sejauh ini persedian aneka sayur mencapai titik distribusi untuk persediaan warga di Jabodetabek, khususnya warga DKI Jakarta.
"Selama ini produksi sayuran kelompok tani kami sebagian besar dipasok ke Jakarta, seperti Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Senen dan Tokoh Tani Indonesia Center (TTIC) Kementan di Pasar Minggu. Kami berharap semua pasokan dapat memenuhi kebutuhan warga Jabodetabek, khususnya warga Jakarta," kata Ulus dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Minggu (2/12/2018).
Menurut Ulus, jumlah stok Gapoktan Panggu Pay bahkan sudah dilihat secara langsung oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Hubungan Masyarakat Amir Pattu saat berkunjung ke Lembang, Bandung pada Selasa (27/11) lalu. "Dia sudah melihat langsung jumlah stok kami di Lembang. Jadi, sekali lagi, saya memastikan jumlah stok untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru di Jabodetabek dan Jakarta aman," katanya.
Sementara itu, kebutuhan sayur mayur dan kebutuhan daging secara nasional juga dipastikan aman. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH) I Ketut Diarmita, mengatakan ada sekitar 35.845 ton daging sapi yang hingga kini masih terus diproduksi.
Kebutuhan dan ketersediaan daging bahkan surplus sebanyak 11.219 ton. Menurut Ketut, jumlah tersebut masih akan ditambah melalui impor sapi dan daging sebanyak 30.679 ton dengan komponen impor sapi sebanyak 18.217 ton atau setara 91.543 ekor sapi.
"Termasuk juga potensi surplus pada telur ayam. Bahkan jumlahnya bisa mencapai 795.071 ton pertahun atau 66.256 ton perbulan," katanya.
Sekedar diketahui, sejumlah harga komoditas di Pasar Induk Kramat Jati masih normal. Harga kentang misalnya, saat ini pedagang menjual dengan harga Rp7.700 per kg. Sedangkan untuk buah tomat berkisar Rp5.500 per kg, cabai merah kriting Rp13.000 per kg dan cabai merah biasa Rp20.000 per kg.
Adapun untuk harga cabai rawit merah berkisar Rp14.000 per kg dan cabai rawit hijau Rp12.000 per kg , bawang merah Rp20.000 per kg dan bawah putih berkisar Rp14.000 per kg.
"Yang lain juga normal. Harga kelapa kupas bahkan hanya 8.000 per kg, buah jeruk Rp20.000 per kg, buah semangka Rp4.600 per kg dan harga daging sapi yang berkisar Rp90.000 hingga Rp100.000 per kg . Tidak ada kenaikan lain kecuali kol," katanya.
Sementara, warga berharap pemerintah terus menjaga harga-harga bahan pangan di pasar. "Kalau bisa harganya tetap stabil meski beberapa hari lagi memasuki Natal dan Tahun Baru. Soalnya setiap hari saya pasti belanja bahan pokok. Ya, saya berharap jangan sampai naik lah," kata Galeo Rubadi yang sehari-hari berjulaan tongseng di seputaran Mako Kopassus Cijantung.
Demikian pula Aam Aminatun yang sejak setahun ini menyebut harga-harga di Pasar Induk Kramatjati jarang mengalami kenaikan. Adapun kenaikan terjadi hanya pada saat Rhamadan. "Tapi enggak melambung banget seperti tahun-tahun sebelumnya. Paling kisaran naiknya, hanya Rp1.000. Yang naik itu paling harga daging, harga telur atau harga beras. Kalau komoditas sayur jarang naik," tandasnya.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia mengalami surplus beras sebanyak 2,85 juta ton. Berdasarkan perhitungan luas panen, diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 49,65 juta ton hingga September 2018. Sampai akhir tahun, diperkirakan total produksi GKG tahun 2018 mencapai 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras.
Ulus, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Panggu Pay Bandung mengatakan, sejauh ini persedian aneka sayur mencapai titik distribusi untuk persediaan warga di Jabodetabek, khususnya warga DKI Jakarta.
"Selama ini produksi sayuran kelompok tani kami sebagian besar dipasok ke Jakarta, seperti Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Senen dan Tokoh Tani Indonesia Center (TTIC) Kementan di Pasar Minggu. Kami berharap semua pasokan dapat memenuhi kebutuhan warga Jabodetabek, khususnya warga Jakarta," kata Ulus dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Minggu (2/12/2018).
Menurut Ulus, jumlah stok Gapoktan Panggu Pay bahkan sudah dilihat secara langsung oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Hubungan Masyarakat Amir Pattu saat berkunjung ke Lembang, Bandung pada Selasa (27/11) lalu. "Dia sudah melihat langsung jumlah stok kami di Lembang. Jadi, sekali lagi, saya memastikan jumlah stok untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru di Jabodetabek dan Jakarta aman," katanya.
Sementara itu, kebutuhan sayur mayur dan kebutuhan daging secara nasional juga dipastikan aman. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH) I Ketut Diarmita, mengatakan ada sekitar 35.845 ton daging sapi yang hingga kini masih terus diproduksi.
Kebutuhan dan ketersediaan daging bahkan surplus sebanyak 11.219 ton. Menurut Ketut, jumlah tersebut masih akan ditambah melalui impor sapi dan daging sebanyak 30.679 ton dengan komponen impor sapi sebanyak 18.217 ton atau setara 91.543 ekor sapi.
"Termasuk juga potensi surplus pada telur ayam. Bahkan jumlahnya bisa mencapai 795.071 ton pertahun atau 66.256 ton perbulan," katanya.
Sekedar diketahui, sejumlah harga komoditas di Pasar Induk Kramat Jati masih normal. Harga kentang misalnya, saat ini pedagang menjual dengan harga Rp7.700 per kg. Sedangkan untuk buah tomat berkisar Rp5.500 per kg, cabai merah kriting Rp13.000 per kg dan cabai merah biasa Rp20.000 per kg.
Adapun untuk harga cabai rawit merah berkisar Rp14.000 per kg dan cabai rawit hijau Rp12.000 per kg , bawang merah Rp20.000 per kg dan bawah putih berkisar Rp14.000 per kg.
"Yang lain juga normal. Harga kelapa kupas bahkan hanya 8.000 per kg, buah jeruk Rp20.000 per kg, buah semangka Rp4.600 per kg dan harga daging sapi yang berkisar Rp90.000 hingga Rp100.000 per kg . Tidak ada kenaikan lain kecuali kol," katanya.
Sementara, warga berharap pemerintah terus menjaga harga-harga bahan pangan di pasar. "Kalau bisa harganya tetap stabil meski beberapa hari lagi memasuki Natal dan Tahun Baru. Soalnya setiap hari saya pasti belanja bahan pokok. Ya, saya berharap jangan sampai naik lah," kata Galeo Rubadi yang sehari-hari berjulaan tongseng di seputaran Mako Kopassus Cijantung.
Demikian pula Aam Aminatun yang sejak setahun ini menyebut harga-harga di Pasar Induk Kramatjati jarang mengalami kenaikan. Adapun kenaikan terjadi hanya pada saat Rhamadan. "Tapi enggak melambung banget seperti tahun-tahun sebelumnya. Paling kisaran naiknya, hanya Rp1.000. Yang naik itu paling harga daging, harga telur atau harga beras. Kalau komoditas sayur jarang naik," tandasnya.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia mengalami surplus beras sebanyak 2,85 juta ton. Berdasarkan perhitungan luas panen, diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 49,65 juta ton hingga September 2018. Sampai akhir tahun, diperkirakan total produksi GKG tahun 2018 mencapai 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras.
(fjo)