China dan AS Meletakkan Fondasi Penyelesaian Perang Dagang
A
A
A
BEIJING - China mengatakan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) telah meletakkan dasar untuk menyelesaikan perang perdagangan yang menggerus dua perekonomian terbesar di dunia, tersebut. Negosiasi yang berlangsung di Beijing, pekan ini menurut Kementerian Perdagangan China telah membahas semua hal segala hal terkait sengketa secara intensif, terperinci dan mendalam.(Baca Juga: Akhiri Perang Dagang, AS dan China Gelar Pertemuan di BeijingSeperti dilansir BBC, AS menyoroti janji China untuk membeli lebih banyak komoditas pertanian Negeri Paman Sam -julukan AS- dan produk-produk lainnya, tanpa memberikan spesifikasi. Sementara itu belum ada pihak yang mengatakan kapan kedua negara itu akan bertemu lagi untuk membahas negosiasi lebih lanjut. Pembicaraan tingkat menengah di Beijing telah berakhir pada hari Rabu.
Para pelaku pasar tidak terlalu berharap bisa menghasilkan kesepakatan akhir, tetapi optimisme tentang kemajuan telah mendukung pasar saham global minggu ini. Sebuah pernyataan dari Perwakilan Dagang AS mengatakan, pembicaraan itu "fokus pada janji China untuk membeli sejumlah besar produk pertanian, energi, manufaktur, dan lainnya serta layanan dari Amerika Serikat".
Di sisi lain, Kementerian perdagangan China mengutarakan, pertemuan itu "membentuk dasar untuk penyelesaian masalah perdagangan antara satu sama lain". Lebih lanjut, dalam pernyataan itu juga ditegaskan telah mencapai kesepakatan untuk menjaga komunikasi. Pertemuan ini menandai pembicaraan formal pertama sejak Presiden AS Donald Trump dan partner dari China Xi Jinping sepakat genjatan perang dagang untuk tidak mengenakan tarif baru saat KTT G20 pada bulan Desember.
Gencatan perang dagang AS versus China terjadi setelah kedua belah pihak memberlakukan beberapa putaran tarif sepanjang tahun 2018. AS sendiri memberlakukan tarif lebih dari USD250 miliar terhadap produk-produk asal China, dengan ancaman memberlakukan bea masuk tinggi lebih banyak lagi. Lantas pihak China memberikan, respons dengan menerapkan tarif pada produk AS senilai USD110 miliar.
Presiden Trump mengatakan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai sebelum gencatan senjata berakhir pada 2 Maret 2019. Maka, Ia mengancam bakal meningkatkan bea atas barang-barang China senilai USD200 miliar dari sebelumnya 10% menjadi 25%. Hal ini tentu bakal berdampak terhadap ekonomi global dan belakangan diyakini bakal tergerus tahun ini.
Para pelaku pasar tidak terlalu berharap bisa menghasilkan kesepakatan akhir, tetapi optimisme tentang kemajuan telah mendukung pasar saham global minggu ini. Sebuah pernyataan dari Perwakilan Dagang AS mengatakan, pembicaraan itu "fokus pada janji China untuk membeli sejumlah besar produk pertanian, energi, manufaktur, dan lainnya serta layanan dari Amerika Serikat".
Di sisi lain, Kementerian perdagangan China mengutarakan, pertemuan itu "membentuk dasar untuk penyelesaian masalah perdagangan antara satu sama lain". Lebih lanjut, dalam pernyataan itu juga ditegaskan telah mencapai kesepakatan untuk menjaga komunikasi. Pertemuan ini menandai pembicaraan formal pertama sejak Presiden AS Donald Trump dan partner dari China Xi Jinping sepakat genjatan perang dagang untuk tidak mengenakan tarif baru saat KTT G20 pada bulan Desember.
Gencatan perang dagang AS versus China terjadi setelah kedua belah pihak memberlakukan beberapa putaran tarif sepanjang tahun 2018. AS sendiri memberlakukan tarif lebih dari USD250 miliar terhadap produk-produk asal China, dengan ancaman memberlakukan bea masuk tinggi lebih banyak lagi. Lantas pihak China memberikan, respons dengan menerapkan tarif pada produk AS senilai USD110 miliar.
Presiden Trump mengatakan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai sebelum gencatan senjata berakhir pada 2 Maret 2019. Maka, Ia mengancam bakal meningkatkan bea atas barang-barang China senilai USD200 miliar dari sebelumnya 10% menjadi 25%. Hal ini tentu bakal berdampak terhadap ekonomi global dan belakangan diyakini bakal tergerus tahun ini.
(akr)