Harga Minyak Turun Akibat Lonjakan Pasokan Minyak Mentah AS

Kamis, 11 April 2019 - 11:25 WIB
Harga Minyak Turun Akibat...
Harga Minyak Turun Akibat Lonjakan Pasokan Minyak Mentah AS
A A A
SINGAPURA - Harga minyak menurun pada perdagangan Kamis (11/4/2019), setelah pasokan minyak mentah Amerika Serikat melonjak ke level tertinggi dalam hampir 17 bulan di tengah rekor produksi.

Mengutip dari Reuters, tolok ukur harga minyak internasional, Brent melemah 16 sen atau 0,2% menjadi USD71,57 per barel pada pukul 00:56 GMT. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate berkurang 25 sen atau 0,4% menjadi USD64,36 per barel.

Data Administrasi Informasi Energi (EIA) mengumumkan pada Rabu kemarin bahwa persediaan minyak mentah AS naik 7 juta barel menjadi 456,6 juta barel hingga pekan kemarin. Merupakan angka tertinggi sejak November 2017.

Adapun produksi minyak mentah AS pada 2019 ini, berada di level tertinggi yaitu 12,2 juta barel per hari. Menjadikan Amerika Serikat sebagai negara produsen minyak terbesar di dunia di atas Rusia dan Arab Saudi.

Meski pertumbuhan pasokan minyak AS meningkat tetapi pasar minyak global masih tetap ketat karena pengurangan pasokan yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, serta sanksi AS terhadap eksportir minyak Iran dan Venezuela, dan meningkatkan pertempuran di Libya.

Akibatnya, harga minyak Brent dan WTI masing-masing naik sekitar 30% dan 40% sejak awal tahun ini.

Produksi minyak Venezuela merosot ke level terendah pada bulan lalu karena sanksi AS, dimana produksi minyak mereka turun menjadi 960.000 barel per hari di bulan Maret, berkurang hampir 500.000 barel per hari dari Februari.

"Tekanan terhadap pasokan global terus meningkat karena masalah terkait sanksi di Iran dan Venezuela dan meningkatnya risiko geopolitik di Libya," kata Stephen Innes, kepala perdagangan di SPI Asset Management.

Ditengah ketatnya pasar minyak, ada kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global sehingga akan menurunkan permintaan akan minyak. Beberapa negara bahkan mulai meningkatkan perhatian pada bahan bakar alternatif untuk transportasi.

Konsultan minyak Bernstein Energy mengatakan saat ini permintaan minyak masih tinggi yaitu 100 juta barel per hari, dimana China adalah konsumen terbesar. Namun permintaan minyak akan mencapai puncak sekitar tahun 2030. Setelah itu, banyak negara akan menggunakan energi alternatif.

"Meski di masa depan permintaan akan energi alternatif meningkat, tetapi usia minyak masih jauh dari kata selesai," kata Bernstein.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0974 seconds (0.1#10.140)