Kementerian BUMN Bantah Banyak Perusaahan Negara Merugi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan bahwa tidak banyak lagi jumlah BUMN yang merugi. Hal itu berlawanban dengan anggapan beberapa pihak yang menilai makin banyak BUMN yang merugi atau bahkan menuju bangkrut.
Seperti diketahui, belakangan ini kinerja keuangan sejumlah BUMN menjadi sorotan, salah satunya adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang disebut-sebut memberikan laporan keuangan yang tak sesuai data. (Baca Juga: Bakal Panggil Garuda, Ini yang Jadi Perhatian BEI)
"Saya tegaskan bahwa BUMN saat ini berjalan dengan baik dan sudah berkurang beberapa perusahaan BUMN yang merugi, karena 4,5 tahun ini BUMN mencatat kinerja yang baik," ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo di Jakarta, Senin (29/4/2019).
Dia mencontohkan salah satunya adalah PT Pertamina (Persero) yang keuangannya baik sehingga mampu menyetorkan pajak serta deviden dalam jumlah yang besar. Hal itu, tegas dia, membuktikan bahwa keuangan BUMN masih terjaga dan sehat.
"Seperti pertamina sudah bayar Rp120,8 triliun dibagi setoran pajak 93% itu pajak dan 7% dari deviden artinya dia lebih baik kita harapkan. BUMN jauh lebih bagus," tegasnya
Seperti diketahui, belakangan ini kinerja keuangan sejumlah BUMN menjadi sorotan, salah satunya adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang disebut-sebut memberikan laporan keuangan yang tak sesuai data. (Baca Juga: Bakal Panggil Garuda, Ini yang Jadi Perhatian BEI)
"Saya tegaskan bahwa BUMN saat ini berjalan dengan baik dan sudah berkurang beberapa perusahaan BUMN yang merugi, karena 4,5 tahun ini BUMN mencatat kinerja yang baik," ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo di Jakarta, Senin (29/4/2019).
Dia mencontohkan salah satunya adalah PT Pertamina (Persero) yang keuangannya baik sehingga mampu menyetorkan pajak serta deviden dalam jumlah yang besar. Hal itu, tegas dia, membuktikan bahwa keuangan BUMN masih terjaga dan sehat.
"Seperti pertamina sudah bayar Rp120,8 triliun dibagi setoran pajak 93% itu pajak dan 7% dari deviden artinya dia lebih baik kita harapkan. BUMN jauh lebih bagus," tegasnya
(fjo)