Tingkat Baca Indonesia Masih Rendah, Sri Mulyani Gencarkan Literasi

Rabu, 02 Oktober 2019 - 14:29 WIB
Tingkat Baca Indonesia...
Tingkat Baca Indonesia Masih Rendah, Sri Mulyani Gencarkan Literasi
A A A
JAKARTA - Menurut data UNESCO pada 2016, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Minat baca Indonesia berada di peringkat 60, hanya satu tingkat diatas Botswana, salah satu negara di Afrika yang berada di peringkat 61.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengakui bahwa literasi atau minat membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Karena itu, Sri Mulyani berikhtiar meningkatkan minat baca dengan menggelar festival literasi tingkat generasi.

"Kita tidak bangga dengan skor itu, Indonesia dengan tingkat literasi yang dikategorikan rendah. Skor dari UNESCO membuat kita berpikir bagaimana bisa (serendah itu)," kata Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Karena itu, kata dia, peningkatan literasi menjadi salah satu tantangan dalam mendorong kemauan masyarakat mengetahui lebih banyak pengetahuan, informasi dan ilmu. Pemerintah sejak zaman pemerintahan Soeharto sudah berupaya membangun akses, agar kemauan membaca semakin meningkat.

"Ini dalah tantangan tidak mudah bagi kita, ada cerminan kualitas pendidikan dan bahkan value masyarakat kita yang masih perlu kita pupuk. Jadi lewat event-event ini (festival literasi), kita coba lakukan di Kemenkeu. Dan ini untuk memompa semangat menyebarluaskan literasi," paparnya.

Dia berharap, dengan adanya festival literasi, kemauan membaca khususnya lingkungan Kementerian Keuangan meningkat. Selain itu, Sri Mulyani juga berharap semakin banyak informasi yang dapat dikaji dan dipahami melalui buku-buku yang dipamerkan dalam festival literasi tersebut.

"Festival literasi lintas generasi adalah tema yang sangat penting dan relevan karena kita lihat Indonesia hari ini. Salah satu yang menggambarkan mutu suatu bangsa adalah tingkat literasinya, itu tidak hanya buku atau membaca tapi cerminan proses berpikir dan kreativitas yang bisa dituangkan dalam tulisan," jelasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0726 seconds (0.1#10.140)