Indonesia-Meksiko Bahas Peningkatan Hubungan Dagang Kedua Negara
A
A
A
JAKARTA - Delegasi Indonesia bertemu dengan Kementerian Ekonomi Meksiko di Mexico City, Meksiko, Rabu (13/11) lalu membahas upaya peningkatan perdagangan kedua negara. Pertemuan ini merupakan penutup lawatan delegasi Indonesia ke Amerika Latin. Sebelumnya delegasi Indonesia juga mengunjungi Brasil dan Kolombia.
"Pertemuan ini adalah pendekatan kembali yang pertama setelah vakum cukup lama. Kedua pihak pada dasarnya memiliki kesamaan pandangan bahwa hubungan kerja sama perdagangan mesti diperdalam melalui suatu mekanisme formal antara kedua Pemerintah untuk membahas isu-isu perdagangan dan investasi. Hal ini mengingat Indonesia dan Meksiko merupakan dua ekonomi berkembang yang memiliki banyak kesamaan," kata Direktur Perundingan Bilateral Ni Made Ayu Marthini selaku Ketua Delegasi RI dalam keterangan tertulis, Sabru (16/11/2019).
Made mengungkapkan, pihak Meksiko mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia dalam melakukan pendekatan kepada Meksiko. Menurut mereka pemilihan waktu pertemuan sangat tepat, di tengah situasi ketidakpastian perekonomian dunia saat ini. Kedua Delegasi juga melakukan pertukaran informasi mengenai perkembangan ekonomi dan kebijakan perdagangan masing-masing serta perkembangan agenda perjanjian dagang yang tengah dinegosiasikan saat ini.
Pada pertemuan ini, delegasi Indonesia mengusulkan agar rencana pelaksanaan Working Group on Trade and Investment (WGTI) yang sempat dibahas pada 2012 lalu dapat dimulai kembali. "WGTI dapat menjadi forum kedua negara membahas isu-isu dan peluang dagang dan investasi sehingga kedekatan dapat terjalin. Apalagi kombinasi pasar kedua negara hampir mencapai 400 juta orang," tutur Made.
Pada kesempatan ini, Indonesia juga menekankan bahwa Meksiko merupakan salah satu fokus prioritas Indonesia dalam rangka diversifikasi tujuan dagang. Sementara Meksiko melihat Indonesia sebagai salah satu negara prioritas bukan saja di bidang perdagangan, namun juga investasi.
Made menambahkan, selain Brasil dan Kolombia, Meksiko adalah mitra dagang strategis di benua Amerika Selatan. "Selain untuk memperdalam perdagangan bilateral, Meksiko bisa menjadi hub penting untuk ekspansi produk Indonesia ke pasar Amerika Latin," tutupnya.
Total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD1,19 miliar dengan posisi surplus bagi Indonesia sekitar USD618 juta pada 2018. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke Meksiko tercatat sebesar USD905 juta dan impor Indonesia dari Meksiko tercatat sebesar USD287,3 juta.
Pada 2018, produk ekspor utama Indonesia ke Meksiko adalah kendaraan bermotor senilai USD89,4 juta; suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor (USD74 juta), alas kaki dari kulit (USD50 juta), karet alam (USD45,6 juta), alas kaki dari tekstil (USD42,6 juta), kakao (USD36 juta).
Sementara produk impor utama Indonesia dari Meksiko adalah pesawat telepon (USD26,2 juta), mesin pengolah data otomatis (USD22,8 juta), centrifuges (USD15,5 juta), kapas (USD14,6 juta), traktor (USD12,2 juta), serta sirkuit terpadu elektronik dan rakitan mikro (USD10,8 juta).
"Pertemuan ini adalah pendekatan kembali yang pertama setelah vakum cukup lama. Kedua pihak pada dasarnya memiliki kesamaan pandangan bahwa hubungan kerja sama perdagangan mesti diperdalam melalui suatu mekanisme formal antara kedua Pemerintah untuk membahas isu-isu perdagangan dan investasi. Hal ini mengingat Indonesia dan Meksiko merupakan dua ekonomi berkembang yang memiliki banyak kesamaan," kata Direktur Perundingan Bilateral Ni Made Ayu Marthini selaku Ketua Delegasi RI dalam keterangan tertulis, Sabru (16/11/2019).
Made mengungkapkan, pihak Meksiko mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia dalam melakukan pendekatan kepada Meksiko. Menurut mereka pemilihan waktu pertemuan sangat tepat, di tengah situasi ketidakpastian perekonomian dunia saat ini. Kedua Delegasi juga melakukan pertukaran informasi mengenai perkembangan ekonomi dan kebijakan perdagangan masing-masing serta perkembangan agenda perjanjian dagang yang tengah dinegosiasikan saat ini.
Pada pertemuan ini, delegasi Indonesia mengusulkan agar rencana pelaksanaan Working Group on Trade and Investment (WGTI) yang sempat dibahas pada 2012 lalu dapat dimulai kembali. "WGTI dapat menjadi forum kedua negara membahas isu-isu dan peluang dagang dan investasi sehingga kedekatan dapat terjalin. Apalagi kombinasi pasar kedua negara hampir mencapai 400 juta orang," tutur Made.
Pada kesempatan ini, Indonesia juga menekankan bahwa Meksiko merupakan salah satu fokus prioritas Indonesia dalam rangka diversifikasi tujuan dagang. Sementara Meksiko melihat Indonesia sebagai salah satu negara prioritas bukan saja di bidang perdagangan, namun juga investasi.
Made menambahkan, selain Brasil dan Kolombia, Meksiko adalah mitra dagang strategis di benua Amerika Selatan. "Selain untuk memperdalam perdagangan bilateral, Meksiko bisa menjadi hub penting untuk ekspansi produk Indonesia ke pasar Amerika Latin," tutupnya.
Total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD1,19 miliar dengan posisi surplus bagi Indonesia sekitar USD618 juta pada 2018. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke Meksiko tercatat sebesar USD905 juta dan impor Indonesia dari Meksiko tercatat sebesar USD287,3 juta.
Pada 2018, produk ekspor utama Indonesia ke Meksiko adalah kendaraan bermotor senilai USD89,4 juta; suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor (USD74 juta), alas kaki dari kulit (USD50 juta), karet alam (USD45,6 juta), alas kaki dari tekstil (USD42,6 juta), kakao (USD36 juta).
Sementara produk impor utama Indonesia dari Meksiko adalah pesawat telepon (USD26,2 juta), mesin pengolah data otomatis (USD22,8 juta), centrifuges (USD15,5 juta), kapas (USD14,6 juta), traktor (USD12,2 juta), serta sirkuit terpadu elektronik dan rakitan mikro (USD10,8 juta).
(fjo)