Kerek Daya Saing, Agus Gumiwang Minta IKM Manfaatkan Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Revolusi industri 4.0 merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh para pelaku usaha di Indonesia, termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM). Saat ini, teknologi industri 4.0 yang umumnya bebasis pada digital, dinilai bisa menjadi tools dalam mendukung produktivitas sektor industri secara lebih efisien sehingga dapat mendongkrak daya saing.
"Dengan hadirnya teknologi industri 4.0, kami melihat ini bisa membantu menekan berbagai biaya dari sebuah proses produksi. Bahkan di era digital, tidak perlu dikhawatirkan tentang dampak ketersediaan lapangan kerja," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Semarak Festival IKMA 2019 di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Menperin Agus meyakini penerapan industri 4.0 bisa menimbulkan peluang terhadap pembukaan lapangan kerja baru. Contohnya perusahaan rintisan (startup) yang kian marak bermunculan di dalam negeri, sebagian ada yang menyerap cukup banyak tenaga kerja. "Gojek misalnya. Jadi, industri 4.0 juga membuka peluang-peluang bisnis baru," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah fokus dan memberikan perhatian lebih dalam upaya pengembangan pelaku IKM karena sektor tersebut dinilai mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional. "Dalam sejarahnya, ketika Indonesia menghadapi krisis ekonomi, IKM merupakan salah satu sektor usaha yang bisa bertahan," terangnya.
Apalagi, hingga 15 tahun mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Hal ini menjadi momentum untuk menumbuhkan jumlah wirausaha muda, termasuk pelaku IKM.
"Pemerintah telah meluncurkan Making Indonesia 4.0. Peta jalan ini tidak hanya diimplementasikan untuk industri skala besar saja, tetapi juga untuk sektor IKM," imbuhnya.
Menurut Agus, peran startup sebagai kaum muda milenial sangat penting dalam membawa Indonesia lebih cepat menuju revolusi industri 4.0. Inovasi para startup ini diharapkan memberi solusi bagi industri dan masyarakat dalam mengadopsi teknologi, sehingga menjadi lebih efisien dalam hal biaya, energi, dan waktu.
Untuk itulah, program kompetisi "Startup4Industry" yang digagas oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), menjadi sebuah jembatan inovasi karya anak bangsa terhadap kebutuhan industri saat ini.
"Pelaksanaan acara Semarak Festival IKMA merupakan salah satu perwujudan Kemenperin untuk turut berperan dalam peningkatan daya saing produk serta sumber daya manusia khususnya pada sektor IKMA," paparnya.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih, menyampaikan Semarak Festival IKMA 2019, menjadi bagian tugas dan fungsi Kemenperin untuk menumbuhkan dan mengembangkan sektor IKMA. Tujuan lainnya adalah memberikan visualisasi atas kinerja yang sudah dicapai oleh Kemenperin, khususnya terhadap kemajuan IKMA di Indonesia.
"Acara ini merupakan persembahan kepada sektor IKMA yang telah bersungguh-sungguh meningkatkan daya saingnya dengan kompetisi, dukungan fasilitasi dan sertifikasi untuk bertransformasi menuju IKMA 4.0," tutur Gati.
"Dengan hadirnya teknologi industri 4.0, kami melihat ini bisa membantu menekan berbagai biaya dari sebuah proses produksi. Bahkan di era digital, tidak perlu dikhawatirkan tentang dampak ketersediaan lapangan kerja," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Semarak Festival IKMA 2019 di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Menperin Agus meyakini penerapan industri 4.0 bisa menimbulkan peluang terhadap pembukaan lapangan kerja baru. Contohnya perusahaan rintisan (startup) yang kian marak bermunculan di dalam negeri, sebagian ada yang menyerap cukup banyak tenaga kerja. "Gojek misalnya. Jadi, industri 4.0 juga membuka peluang-peluang bisnis baru," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah fokus dan memberikan perhatian lebih dalam upaya pengembangan pelaku IKM karena sektor tersebut dinilai mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional. "Dalam sejarahnya, ketika Indonesia menghadapi krisis ekonomi, IKM merupakan salah satu sektor usaha yang bisa bertahan," terangnya.
Apalagi, hingga 15 tahun mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Hal ini menjadi momentum untuk menumbuhkan jumlah wirausaha muda, termasuk pelaku IKM.
"Pemerintah telah meluncurkan Making Indonesia 4.0. Peta jalan ini tidak hanya diimplementasikan untuk industri skala besar saja, tetapi juga untuk sektor IKM," imbuhnya.
Menurut Agus, peran startup sebagai kaum muda milenial sangat penting dalam membawa Indonesia lebih cepat menuju revolusi industri 4.0. Inovasi para startup ini diharapkan memberi solusi bagi industri dan masyarakat dalam mengadopsi teknologi, sehingga menjadi lebih efisien dalam hal biaya, energi, dan waktu.
Untuk itulah, program kompetisi "Startup4Industry" yang digagas oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), menjadi sebuah jembatan inovasi karya anak bangsa terhadap kebutuhan industri saat ini.
"Pelaksanaan acara Semarak Festival IKMA merupakan salah satu perwujudan Kemenperin untuk turut berperan dalam peningkatan daya saing produk serta sumber daya manusia khususnya pada sektor IKMA," paparnya.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih, menyampaikan Semarak Festival IKMA 2019, menjadi bagian tugas dan fungsi Kemenperin untuk menumbuhkan dan mengembangkan sektor IKMA. Tujuan lainnya adalah memberikan visualisasi atas kinerja yang sudah dicapai oleh Kemenperin, khususnya terhadap kemajuan IKMA di Indonesia.
"Acara ini merupakan persembahan kepada sektor IKMA yang telah bersungguh-sungguh meningkatkan daya saingnya dengan kompetisi, dukungan fasilitasi dan sertifikasi untuk bertransformasi menuju IKMA 4.0," tutur Gati.
(ven)