Benarkah Anak Muda Tidak Bisa Memiliki Rumah Sendiri?

Senin, 13 Januari 2020 - 00:00 WIB
Benarkah Anak Muda Tidak...
Benarkah Anak Muda Tidak Bisa Memiliki Rumah Sendiri?
A A A
Beberapa tahun belakangan media banyak memberitakan bahwa milenial kesulitan memiliki rumah sendiri. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian dari Urban Institute yang menunjukkan kalau tingkat kepemilikan rumah bagi mereka yang lahir di antara tahun 1980-2000 lebih rendah dari pada generasi yang lahir sebelum 1980 di usia yang sama.

Ada beberapa penyebab penting di balik fenomena ini, yang pertama adalah generasi milenial termasuk generasi yang konsumtif. Menurut survey yang dilakukan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, hampir 50% pendapatan para milenial ini dihabiskan untuk kegiatan konsumsi, seperti membeli smartphone baru dan hang out.

Kedua, kenaikan harga rumah yang lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan. Berdasarkan data Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Bank Indonesia, kenaikan harga hunian di Indonesia mencapai 39,7 persen dalam 10 tahun terakhir. Angka ini jelas lebih tinggi dibandingkan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) di seluruh Indonesia yang biasanya hanya sekitar 8%-10% per tahun. Hal ini belum ditambah fakta bahwa semakin banyak milenial yang memilih pekerjaan di bidang kreatif dibanding kerja kantoran yang relatif lebih stabil dari segi pendapatan.

Alasan yang ketiga adalah biaya renovasi rumah yang sama mahalnya dengan membeli rumah baru. Menurut data dari Dekoruma, sebuah startup e-commerce yang berfokus pada bidang home & living, biaya renovasi rumah lama bisa mencapai Rp100 juta, tergantung bahan dan konsep renovasinya. Hal ini tentu membuat para milenial berpikir dua kali untuk membeli rumah.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi tersebut, menurut Goldman Sach, 93% milenial masih memiliki keinginan untuk memiliki rumah di masa yang akan datang. Jika mereka memiliki kondisi finansial yang cukup, kebutuhan ini tentu bukan masalah besar.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika kita adalah tipikal milenial yang harus menghadapi dilema dari tiga tantangan finansial di atas? Apakah itu artinya kita sama sekali tidak dapat membeli tempat tinggal sendiri?

Sebenarnya, milenial memiliki opsi untuk memanfaatkan fasilitas Kredit Tanpa Agunan ( KTA ) untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, seringkali bank-bank mengharuskan kita sebagai peminjam untuk melengkapi dan menandatangani dokumen-dokumen yang banyak sebelum menyetujui pinjaman dana KTA yang kita ajukan.

Hal ini tentu membuat proses pengajuan KTA dan pencairan dana yang kita ajukan berlangsung lama. Akhirnya, banyak dari para milenial ini beralih ke platform pinjaman online atau KTA online yang sekarang mudah sekali ditemui. Pinjaman online dan KTA semacam ini biasanya memiliki proses yang cepat dan mudah. Beberapa platform bahkan berani menjanjikan dana KTA berbunga rendah dan dapat dicairkan kurang dari 30 menit hanya dengan bermodalkan foto e-KTP dan foto selfie.

Sayangnya, banyak dari platform-platform tersebut yang tidak memiliki legalitas yang jelas. Karena tidak berizin, biasanya platform-platform pinjaman online tersebut akan mengakses daftar kontak kita secara diam-diam dan meneror nama-nama di dalamnya jika kita telat membayar tidak juga membayar cicilan setelah jatuh tempo. digibank by DBS memahami masalah ini sehingga diluncurkannya program digibank KTA sebagai solusi bagi milenial yang ingin membeli atau merenovasi rumah.

digibank KTA adalah solusi pinjaman KTA bunga rendah yang prosesnya aman, mudah dan terpercaya. Proses pengajuan KTA dilakukan secara online dan juga tidak memerlukan kelengkapan dokumen-dokumen yang terlalu banyak. Peminjam juga tidak perlu menandatangani dokumen pengajuan KTA yang biasanya berlembar-lembar. Walaupun begitu, dengan digibank KTA ini, proses pengajuan KTA bisa disetujui hanya dalam waktu 60 detik saja dengan maksimal pinjaman senilai Rp80 juta.

Jika belum menjadi nasabah digibank dari DBS, kita perlu mengajukan pinjaman melalui situs web go.dbs.com/kta di smartphone. Setelah itu, kita harus melengkapi data diri seperti nama dan tempat tanggal lahir. 60 detik kemudian, pinjaman sudah bisa disetujui dan kita bisa memilih jumlah pinjaman beserta tenornya.

Selanjutnya, kita perlu mengunduh aplikasi digibank by DBS lewat Play Store atau App Store dan lengkapi kekurangan data diri yang diperlukan. Jika kita sudah menyetujui syarat dan ketentuan yang berlaku, kita bisa langsung mengatur janji temu dengan agen digibank guna melakukan verifikasi sidik jari (biometrik). Verifikasi sidik jari ini diperlukan sebelum membuka rekening tabungan di digibank by DBS, dan setelah rekening berhasil dibuka, dana pinjaman yang kita ajukan akan dicairkan secara real-time dan segera bisa digunakan.

Bagi kita yang sebelumnya sudah menjadi nasabah digibank by DBS, prosesnya lebih cepat lagi. Kita hanya perlu membuka aplikasi digibank by DBS lalu pilih menu digibank Personal Loan. Selanjutnya, kita hanya perlu mengisi data-data yang diperlukan dan tunggu pinjaman disetujui, biasanya selama kurang dari 60 detik. Jika pengajuan KTA berhasil disetujui, dana akan dicairkan ke rekening tabungan digibank by DBS secara real-time.

Karena berbasis aplikasi, solusi digibank KTA ini tersedia 7x24 jam sehingga pinjaman bisa diajukan dimana saja dan kapan saja. Kebutuhan dokumennya pun mudah. Jika kita adalah Warga Negara Indonesia berusia 21 sampai 60 tahun, kita hanya memerlukan e-KTP sebagai dokumen pendukung.

Tenor pinjaman juga cukup variatif, mulai dari 6 bulan sampai 36 bulan setelah pengajuan. Dan yang paling penting, suku bunga pinjaman digibank KTA ini berkisar antara 0.95% - 3.29%, masih cukup ringan jika dibandingkan dengan bunga pinjaman dari platform pinjaman online di luar sana.

Untuk pembayaran cicilannya sendiri, digibank KTA menyediakan metode pembayaran secara autodebet dari akun tabungan digibank by DBS kita atau melalui jaringan ATM Bersama atau Prima yang banyak tersebar di seluruh Indonesia.

Solusi digibank KTA ini memang ramah bagi milenial. Dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh digibank by DBS ini, memiliki rumah sendiri tidak lagi hanya sekedar impian.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)