Kemendag isyaratkan lepas 332 kontainer bawang putih
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengisyaratkan akan melepas 332 kontainer bawang putih impor yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Jika 332 kontainer tersebut dilepaskan, sebanyak 10 ribu ton bawang putih bisa segera masuk ke pasaran dan membantu stabilisasi harga bawang putih yang kini tengah melambung tinggi.
"Yang di (Tanjung) Perak sedang diteliti dari 531 kontainer itu, ada 332 kontainer, kurang lebih 10 ribu ton sudah bisa diketahui itu adalah yang bisa segera dilepas ke pasar," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Bachrul Chairi saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (15/3/2013).
Namun, kata Bachrul, pelepasan 332 kontainer bawang putih ini memerlukan penanganan khusus, tidak dilakukan begitu saja. "Masih ada penanganan khusus. Ada IT, semua itu perlu penanganan khusus," imbuh dia.
Kepastian 332 kontainer bawang putih ini dilepas atau tidak akan dibahas bersama pada saat Rapat Koordinasi Perekonomian dalam waktu dekat. "Akan diupayakan (untuk dilepaskan). Nanti malam ada Rakor, atau besok pagi. Senin semua paper log-nya sudah keluar. Sekitar 10.900 ton, ada 11 importir yang siap lolos," pungkas Bachrul.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 300 ton bawang putih impor tertahan selama beberapa bulan di Pelabuhan Tanjung Perak, karena tidak memiliki dokumen perizinan impor yang lengkap.
Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir, harga komoditas bawang putih dan bawang merah benar-benar menghimpit masyarakat. Harga dua komoditi ini naik hingga 100 persen. Akibatnya, omzet pedagang menurun hingga 25 persen.
Jika dalam kondisi normal bawang putih dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg. Namun, saat ini bawang putih dijual dengan harga Rp44 ribu sampai Rp50 ribu per kg. Sementara, harga bawang merah yang awalnya dijual Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per kg, kini naik mencapai Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kg.
Akibat hal ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai memarahi Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan dan Menteri Pertanian (Mentan), Suswono yang dinilai tidak bekerja dengan baik dalam menjaga kestabilan harga bawang di dalam negeri.
Jika 332 kontainer tersebut dilepaskan, sebanyak 10 ribu ton bawang putih bisa segera masuk ke pasaran dan membantu stabilisasi harga bawang putih yang kini tengah melambung tinggi.
"Yang di (Tanjung) Perak sedang diteliti dari 531 kontainer itu, ada 332 kontainer, kurang lebih 10 ribu ton sudah bisa diketahui itu adalah yang bisa segera dilepas ke pasar," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Bachrul Chairi saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (15/3/2013).
Namun, kata Bachrul, pelepasan 332 kontainer bawang putih ini memerlukan penanganan khusus, tidak dilakukan begitu saja. "Masih ada penanganan khusus. Ada IT, semua itu perlu penanganan khusus," imbuh dia.
Kepastian 332 kontainer bawang putih ini dilepas atau tidak akan dibahas bersama pada saat Rapat Koordinasi Perekonomian dalam waktu dekat. "Akan diupayakan (untuk dilepaskan). Nanti malam ada Rakor, atau besok pagi. Senin semua paper log-nya sudah keluar. Sekitar 10.900 ton, ada 11 importir yang siap lolos," pungkas Bachrul.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 300 ton bawang putih impor tertahan selama beberapa bulan di Pelabuhan Tanjung Perak, karena tidak memiliki dokumen perizinan impor yang lengkap.
Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir, harga komoditas bawang putih dan bawang merah benar-benar menghimpit masyarakat. Harga dua komoditi ini naik hingga 100 persen. Akibatnya, omzet pedagang menurun hingga 25 persen.
Jika dalam kondisi normal bawang putih dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg. Namun, saat ini bawang putih dijual dengan harga Rp44 ribu sampai Rp50 ribu per kg. Sementara, harga bawang merah yang awalnya dijual Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per kg, kini naik mencapai Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kg.
Akibat hal ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai memarahi Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan dan Menteri Pertanian (Mentan), Suswono yang dinilai tidak bekerja dengan baik dalam menjaga kestabilan harga bawang di dalam negeri.
(izz)