Ini bedanya nasib bawang merah dan bawang putih

Sabtu, 16 Maret 2013 - 10:02 WIB
Ini bedanya nasib bawang...
Ini bedanya nasib bawang merah dan bawang putih
A A A
Sindonews.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim, Indonesia telah mencapai swasembada dalam pemenuhan kebutuhan bawang merah nasional. Produksi bawang merah di dalam negeri telah menyentuh angka satu juta ton, sementara kebutuhannya hanya sekitar 660 ribu ton.

"Kalau bawang merah sebetulnya posisi kita sudah swasembada, 90 persen dari dalam negeri. Konsumsi bawang merah 2,5 kg per kapita per tahun. Kalau dikali 245 juta penduduk, maka 660 ribu ton. Produksi kita lebih dari 900 ribu sampai satu juta ton, jadi surplus," jelas Sekretaris Ditjen P2HP Kementan, Yasin Taufik dalam acara Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).

Yasin menuturkan, hanya sekitar 10 persen kebutuhan bawang merah yang dipenuhi melalui impor karena adanya siklus penurunan produksi dan stok pada Januari hingga Maret. "Kurang dari 10 persen yang kita impor," ujarnya.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan bawang putih yang justru lebih dari 90 persen dipenuhi melalui keran impor. Berdasarkan data Kementan, kebutuhan bawang putih nasional mencapai 330 ribu ton. Artinya, setiap tahun Indonesia harus mengimpor kurang lebih 300 ribu ton.

"Kalau bawang putih terbalik posisi kita, 90 persen impor. Konsumsi per kapita 1,36 kg per kapita per tahun atau sekitar 330 ribu ton per tahun dengan populasi 245 juta penduduk," ungkap Yasin.

Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir, harga komoditas bawang putih dan bawang merah benar-benar menghimpit masyarakat. Harga dua komoditi bawah putih dan bawang merah naik hingga 100 persen. Akibatnya, omzet pedagang menurun hingga 25 persen.

Jika dalam kondisi normal bawang putih dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg. Namun, saat ini bawang putih dijual dengan harga Rp44 ribu sampai Rp50 ribu per kg, bahkan di beberapa daerah sudah ada yang menyentuh Rp80 ribu per kg. Sementara, harga bawang merah yang awalnya dijual Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per kg, kini naik mencapai Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kg.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6543 seconds (0.1#10.140)