Subsidi BBM dapat memiskinkan masyarakat
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Komite Bada Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Ibrahim Hasyim menilai banyaknya anggaran yang tersedot untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dapat memiskinkan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Ibrahim saat menghadiri Polemik Sindo Radio dengan topik BBM Harga Ganda di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Menurutnya, persoalan ini akan berat dengan middle class. Dia mengungkapkan, ada sebuah study yang menyatakan bahwa pemiskinan di desa disebabkan adanya masalah energi di kota.
"Subsidi BBM lebih banyak dinikmati kelas menengah yang jumlahnya semakin banyak dan sebagian besar ada di kota. Akibatnya, pembangunan di desa jadi kurang," jelas dia.
Seperti diketahui, hingga saat ini pemerintah masih mensubsidi BBM. Bahkan, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anny Ratnawati mengatakan, angka subsidi BBM berpotensi melebihi target pemerintah dari Rp193,8 triliun menjadi lebih dari Rp220 triliun karena jebolnya kuota BBM bersubsidi.
"Hitungannya masih naik cukup besar anggaran subsidinya. Saya enggak bawa angkanya dan enggak berani tebak-tebakan angka. Tapi masih di atas Rp220 triliun," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Ibrahim saat menghadiri Polemik Sindo Radio dengan topik BBM Harga Ganda di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Menurutnya, persoalan ini akan berat dengan middle class. Dia mengungkapkan, ada sebuah study yang menyatakan bahwa pemiskinan di desa disebabkan adanya masalah energi di kota.
"Subsidi BBM lebih banyak dinikmati kelas menengah yang jumlahnya semakin banyak dan sebagian besar ada di kota. Akibatnya, pembangunan di desa jadi kurang," jelas dia.
Seperti diketahui, hingga saat ini pemerintah masih mensubsidi BBM. Bahkan, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anny Ratnawati mengatakan, angka subsidi BBM berpotensi melebihi target pemerintah dari Rp193,8 triliun menjadi lebih dari Rp220 triliun karena jebolnya kuota BBM bersubsidi.
"Hitungannya masih naik cukup besar anggaran subsidinya. Saya enggak bawa angkanya dan enggak berani tebak-tebakan angka. Tapi masih di atas Rp220 triliun," ujarnya, beberapa waktu lalu.
(izz)