Sri Rejeki siapkan capex Rp2,4 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp2,4 triliun untuk tahun buku 2013-2014 guna membiayai sejumlah proyek pengembangan divisi pemintalan dan divisi garmen.
"Sekitar Rp2 triliun dikeluarkan untuk pengembangan divisi pemintal. Sisanya untuk pengembangan divisi garmen," ujar Direktur Keuangan SRIL, Allan Moran Severino di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/6/2013).
Adapun pengembangan yang dimaksud pada divisi pemintal adalah untuk menambah 287 ribu mata pintal baru. Untuk mendukung rencana tersebut, perseroan akan membangun gedung pintal yang lokasinya masih berada di Sukoharjo.
"Lahan yang diperlukan untuk pembangunan tersebut mencapai 15 hektare," sambung dia.
Untuk divisi garmen, lanjut dia, perseroan akan menambah 5.000 mesin jahit. Lahan yang diperlukan untuk membangun gedung garmen sekitar 2-5 hektar. Dengan penambahan alat produksi tersebut, perseroan menargetkan penambahan produksi dua kali lipat dari saat ini.
"Pembangunan gedung pemintal dan garmen akan dimulai sekitar pertengahan tahun ini. Perseroan mengharapkan kedua pengembangan divisi sudah dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja perseroan di 2014," tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan dana belanja modal itu, Allan menjelaskan, sekitar Rp1,4 triliun dipenuhi dari dana hasil initial public offering (IPO). "Sisanya diperoleh dari pinjaman perbankan," sambung dia.
Diakui dia, perseroan telah melakukan penjajakan dengan tiga bank lokal untuk sindikasi pinjaman. Sayangnya, Allan enggan menyebutkan pihak perbankan yang dimaksud.
"Sekitar Rp2 triliun dikeluarkan untuk pengembangan divisi pemintal. Sisanya untuk pengembangan divisi garmen," ujar Direktur Keuangan SRIL, Allan Moran Severino di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/6/2013).
Adapun pengembangan yang dimaksud pada divisi pemintal adalah untuk menambah 287 ribu mata pintal baru. Untuk mendukung rencana tersebut, perseroan akan membangun gedung pintal yang lokasinya masih berada di Sukoharjo.
"Lahan yang diperlukan untuk pembangunan tersebut mencapai 15 hektare," sambung dia.
Untuk divisi garmen, lanjut dia, perseroan akan menambah 5.000 mesin jahit. Lahan yang diperlukan untuk membangun gedung garmen sekitar 2-5 hektar. Dengan penambahan alat produksi tersebut, perseroan menargetkan penambahan produksi dua kali lipat dari saat ini.
"Pembangunan gedung pemintal dan garmen akan dimulai sekitar pertengahan tahun ini. Perseroan mengharapkan kedua pengembangan divisi sudah dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja perseroan di 2014," tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan dana belanja modal itu, Allan menjelaskan, sekitar Rp1,4 triliun dipenuhi dari dana hasil initial public offering (IPO). "Sisanya diperoleh dari pinjaman perbankan," sambung dia.
Diakui dia, perseroan telah melakukan penjajakan dengan tiga bank lokal untuk sindikasi pinjaman. Sayangnya, Allan enggan menyebutkan pihak perbankan yang dimaksud.
(rna)