Asumsi makro meleset, RAPBN-P diajukan akhir Mei
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah asumsi makro sudah meleset dari target yang ditetapkan APBN 2014. Pemerintah pun akan merevisi target asumsi makro untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani menuturkan, revisi tersebut diharapkan sudah bisa diajukan ke DPR pada akhir Mei mendatang melalui mekanisme pengajuan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014.
Sebagai informasi, DPR baru kemungkinan akan terbentuk pada minggu depan dan memulai sidang pada 19 Mei.
“Bagaimana perubahannya (asumsi makro) serta langkah-langkah kebijakan antisipatif pemerintah masih akan dibahas dengan presiden dan setelah diputuskan presiden akan diusulkan dalam RAPBN-P 2014 di akhir Mei," tutur Askolani dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (7/5/2014).
Askolani mengatakan, perubahan asumsi secara otomatis akan mempengaruhi faktor-faktor fiscal serta postur belanja. Perubahan asumsi makro juga berdampak pada defisit anggaran yang dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 1,69 persen terhadap PDB (produk domestic bruto).
“Memang terjadi pergeseran perkiraan realisasi indikator ekonomi makro seperti growth, kurs dan lifting. Pergeseran perkiraan asumsi tersebut serta faktor-faktor fiskal yang lain memang akan mempengaruhi defisit APBN,” imbuhnya.
Sebagai catatan, sejumlah asumsi makro dalam APBN 2014 dipastikan sudah meleset dari targetnya. Asumsi tersebut di antaranya nilai tukar rupiah serta lifting minyak.
Pada APBN 2014, nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp10.500/USD padahal rata-ratanya per Maret sudah melewati Rp11.000/USD. Sementara itu, lifting minyak yang ditetapkan sebesar 870.000 barel/hari sedangkan kemungkinan rata-ratanya di bawah 830.000 barel/hari.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani menuturkan, revisi tersebut diharapkan sudah bisa diajukan ke DPR pada akhir Mei mendatang melalui mekanisme pengajuan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014.
Sebagai informasi, DPR baru kemungkinan akan terbentuk pada minggu depan dan memulai sidang pada 19 Mei.
“Bagaimana perubahannya (asumsi makro) serta langkah-langkah kebijakan antisipatif pemerintah masih akan dibahas dengan presiden dan setelah diputuskan presiden akan diusulkan dalam RAPBN-P 2014 di akhir Mei," tutur Askolani dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (7/5/2014).
Askolani mengatakan, perubahan asumsi secara otomatis akan mempengaruhi faktor-faktor fiscal serta postur belanja. Perubahan asumsi makro juga berdampak pada defisit anggaran yang dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 1,69 persen terhadap PDB (produk domestic bruto).
“Memang terjadi pergeseran perkiraan realisasi indikator ekonomi makro seperti growth, kurs dan lifting. Pergeseran perkiraan asumsi tersebut serta faktor-faktor fiskal yang lain memang akan mempengaruhi defisit APBN,” imbuhnya.
Sebagai catatan, sejumlah asumsi makro dalam APBN 2014 dipastikan sudah meleset dari targetnya. Asumsi tersebut di antaranya nilai tukar rupiah serta lifting minyak.
Pada APBN 2014, nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp10.500/USD padahal rata-ratanya per Maret sudah melewati Rp11.000/USD. Sementara itu, lifting minyak yang ditetapkan sebesar 870.000 barel/hari sedangkan kemungkinan rata-ratanya di bawah 830.000 barel/hari.
(gpr)