Ini tiga asumsi makro yang akan direvisi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri menuturkan hanya tiga dari tujuh asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2014 yang akan direvisi. Ketiga asumsi makro tersebut, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, dan lifting minyak.
"Pertumbuhan ekonomi 5,5 persen. Pertimbangannya kuartal I/2014 kan hanya tumbuh 5,2 persen, tapi kita masih berharap di kuartal II akan membaik. Mudah-mudahan recovery terjadi dari sisi ekspor," tutur Chatib di kantornya, Selasa (13/5/2014).
Sebagai informasi, dalam APBN 2014, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6 persen. Nilai tukar rupiah yang dalam APBN 2014 diasumsikan Rp10.500 per USD akan direvisi menjadi Rp11.600 per USD.
Revisi sangat tajam juga terjadi pada lifting minyak. Bila dalam APBN 2014, lifting ditargetkan sebesar 870.000 barel per hari, akan diajukan direvisi menjadi 818.000 barel per hari. "Karena realisasinya sampai 31 Maret itu hampir 800.000 barel per hari," ujarnya.
Sementara, empat asumsi lain yakni inflasi, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan, lifting gas, serta harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) tidak mengalami perubahan.
Menurutnya, inflasi tetap diajukan 5,5 persen, suku bunga SPN tiga bulan sebesar 5,5 persen, harga ICP USD105 per barel dan target lifting gas sebesar 1,24 juta barel per hari.
Revisi asumsi makro baik yang direvisi maupun tidak tersebut akan diajukan ke DPR melalui mekanisme RAPBN-P (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2014.
"Pertumbuhan ekonomi 5,5 persen. Pertimbangannya kuartal I/2014 kan hanya tumbuh 5,2 persen, tapi kita masih berharap di kuartal II akan membaik. Mudah-mudahan recovery terjadi dari sisi ekspor," tutur Chatib di kantornya, Selasa (13/5/2014).
Sebagai informasi, dalam APBN 2014, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6 persen. Nilai tukar rupiah yang dalam APBN 2014 diasumsikan Rp10.500 per USD akan direvisi menjadi Rp11.600 per USD.
Revisi sangat tajam juga terjadi pada lifting minyak. Bila dalam APBN 2014, lifting ditargetkan sebesar 870.000 barel per hari, akan diajukan direvisi menjadi 818.000 barel per hari. "Karena realisasinya sampai 31 Maret itu hampir 800.000 barel per hari," ujarnya.
Sementara, empat asumsi lain yakni inflasi, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan, lifting gas, serta harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) tidak mengalami perubahan.
Menurutnya, inflasi tetap diajukan 5,5 persen, suku bunga SPN tiga bulan sebesar 5,5 persen, harga ICP USD105 per barel dan target lifting gas sebesar 1,24 juta barel per hari.
Revisi asumsi makro baik yang direvisi maupun tidak tersebut akan diajukan ke DPR melalui mekanisme RAPBN-P (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2014.
(izz)