Bali Mengalami Net Outflow Rp664,33 M

Senin, 23 Juni 2014 - 11:08 WIB
Bali Mengalami Net Outflow Rp664,33 M
Bali Mengalami Net Outflow Rp664,33 M
A A A
DENPASAR - Aliran uang Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III (Bali & Nusa Tenggara) dengan perbankan Provinsi Bali pada Mei 2014 mengalami net outflow sebesar Rp664,33 miliar, yang merupakan selisih dari inflow sebesar Rp589,62 miliar dengan outflow sebesar Rp1,25 triliun.

Net outflow pada Mei 2014 disebabkan oleh penurunan setoran dari perbankan dan peningkatan bayaran ke perbankan. Peningkatan bayaran ke perbankan dipicu oleh banyaknya hari libur nasional dan keagamaan pada Mei 2014 yang membuat perbankan melakukan penarikan uang dari KPw BI Wilayah III dalam jumlah besar untuk didistribusikan ke retailer, money changer, dan automatic teller machine (ATM).

Data menunjukkan terdapat kecenderungan peningkatan bayaran pada triwulan II/2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III (Bali dan Nusa Tenggara), Benny Siswanto mengatakan, net outflow pada Mei 2014 merupakan indikasi adanya peningkatan kebutuhan uang akibat kunjungan wisatawan ataupun konsumsi masyarakat lokal yang berimbas pada peningkatan konsumsi bahan makanan dan transportasi.

Hal ini terkonfirmasi oleh data Survei Perdagangan Eceran (SPE) yang menunjukkan arah peningkatan walau terbatas sampai dengan Mei 2014 dan juga sejalan dengan dengan inflasi pada Mei 2014 sebesar 0,31% (mtm) yang disumbang oleh volatile foods dan administered prices (ongkos angkutan udara).

Komposisi pecahan uang inflow/outflow masih didominasi oleh pecahan besar (Rp100 ribu dan Rp50 ribu) terkait dengan penggunaan kedua pecahan ini untuk pengisian ATM oleh perbankan.

“Perputaran nilai kliring pada Mei 2014 mencapai Rp3,87 triliun mengalami penurunan sebesar 11,55% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, nilai kliring pada triwulan II/2014 (April-Mei) juga mengalami penurunan 1,2% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2013,” ungkapnya di Denpasar, Bali, Senin (23/6/2014).

Dia menambahkan, penurunan kliring pada Mei 2014 dipengaruhi oleh sebagian besar transaksi-transaksi penyelesaian pembayaran material produksi cinderamata wisata (kain, lukisan, patung, ukiran) sudah dilakukan pada April karena banyaknya hari libur nasional dan fakultatif keagamaan pada Mei 2014.

Sementara itu penurunan nilai kliring pada triwulan II/2014 dibandingkan tahun sebelumnya merupakan sinyal adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun sebelumnya ataupun perubahan perilaku pengguna kliring menjadi transfer intra bank.

Nilai Real-Time Gross Settlement (RTGS) agregat pada April 2014 tercatat senilai Rp15,26 triliun, mengalami pertumbuhan negatif sebesar 5,20% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu pertumbuhan RTGS pada April 2014 melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pembayaran proyek-proyek pemerintah yang biasanya dilakukan pada akhir triwulan membuat nilai RTGS pada April menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan mengacu pada telah lewatnya proyek-proyek besar pada tahun lalu seperti pembangunan jalan tol membuat pertumbuhan tahunan RTGS pada triwulan II/2014 (April) tidak setinggi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada Juni 2014, aliran uang diperkirakan berada pada posisi net outflow, sedangkan kliring dan RTGS diperkirakan mengalami pertumbuhan bulanan dan tahunan yang terbatas.

“Liburan sekolah, awal bulan Ramadhan, dan peningkatan kunjungan wisata akan memicu peningkatan konsumsi masyarakat karena peningkatan kebutuhan bahan makanan. Sementara itu RTGS tumbuh secara bulanan mengacu pada peningkatan pembayaran proyek Pemerintah,” jelasnya.

Namun secara tahunan, pertumbuhan kliring dan RTGS triwulan II/2014 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3906 seconds (0.1#10.140)