Mendag Sisakan Raw Sugar untuk Jaga Ketersediaan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan baru-baru ini mengeluarkan Sisa Persetujuan Impor (SPI) raw sugar atau gula mentah untuk industri yang sekitar 502,3 ribu ton dari sisa alokasi impor tahun 2014 sebanyak 635 ribu ton.
Hal tersebut membuat pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) cukup kaget. Pasalnya, dari pihak Kemenperin telah memberikan seluruh sisa rekomendasi untuk mengeluarkan izin impor.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan bahwa sisa SPI yang tersisa sebanyak 132,3 ribu ton tersbut untuk menjaga kestabilan Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang ada di Indonesia.
"Kalau dibuka semuanya dan ternyata nanti kurang, itu pasti repot nantinya. Saya sangat menjaga hal ini agar terjadi keseimbangan di Indonesia supaya lebih baik," ucap Lutfi di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Lutfi juga menjelaskan bahwa saat ini yang terjadi di dalam negeri adalah banyaknya suplai GKR di tempat distribusi. "Oleh sebab itu saya sedang jaga supaya semuanya adil, baik dan semuanya berkesinambungan dengan teratur," ujarnya.
Lutfi juga mengakui pihaknya menjaga sisa impor raw sugar kepada 11 importir/produsen GKR karena pada awal tahun 2014 mereka telah mengimpor raw sugar dalam jumlah yang sangat besar, yakni 1,3 juta ton.
"Pada awal tahun itu 1,3 juta ton sudah keluar. Jadi banyak sekali yang diluar, ini yang mesti kita atur agar tetap kontrol," tutur Lutfi.
Ia juga menjelaskan, kegiatan industri GKR bergerak secara musiman, dan musimnya adalah pada awal tahun, sehingga kegiatan terbesar terjadi di awal tahun itu sendiri.
"Mereka rencana lakukan impor itu bulan Februari. Jadi mereka baru merencanakan struktur buat industri mamin (makanan dan minuman) itu baru sekitar bulan April," papar Lutfi.
Walaupun sisa jabatan Menteri Perdagangan yang diamanahkan padanya hanya tinggal dua bulan, Lutfi meyakini bahwa sisa izin impor raw sugar akan tetap dipergunakannya pada tahun ini.
"Sisa impor ini akan tetap untuk tahun ini. Kan jatahnya itu turun dari tahun lalu, jadi kita harus eman-eman," pungkasnya.
Hal tersebut membuat pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) cukup kaget. Pasalnya, dari pihak Kemenperin telah memberikan seluruh sisa rekomendasi untuk mengeluarkan izin impor.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan bahwa sisa SPI yang tersisa sebanyak 132,3 ribu ton tersbut untuk menjaga kestabilan Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang ada di Indonesia.
"Kalau dibuka semuanya dan ternyata nanti kurang, itu pasti repot nantinya. Saya sangat menjaga hal ini agar terjadi keseimbangan di Indonesia supaya lebih baik," ucap Lutfi di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Lutfi juga menjelaskan bahwa saat ini yang terjadi di dalam negeri adalah banyaknya suplai GKR di tempat distribusi. "Oleh sebab itu saya sedang jaga supaya semuanya adil, baik dan semuanya berkesinambungan dengan teratur," ujarnya.
Lutfi juga mengakui pihaknya menjaga sisa impor raw sugar kepada 11 importir/produsen GKR karena pada awal tahun 2014 mereka telah mengimpor raw sugar dalam jumlah yang sangat besar, yakni 1,3 juta ton.
"Pada awal tahun itu 1,3 juta ton sudah keluar. Jadi banyak sekali yang diluar, ini yang mesti kita atur agar tetap kontrol," tutur Lutfi.
Ia juga menjelaskan, kegiatan industri GKR bergerak secara musiman, dan musimnya adalah pada awal tahun, sehingga kegiatan terbesar terjadi di awal tahun itu sendiri.
"Mereka rencana lakukan impor itu bulan Februari. Jadi mereka baru merencanakan struktur buat industri mamin (makanan dan minuman) itu baru sekitar bulan April," papar Lutfi.
Walaupun sisa jabatan Menteri Perdagangan yang diamanahkan padanya hanya tinggal dua bulan, Lutfi meyakini bahwa sisa izin impor raw sugar akan tetap dipergunakannya pada tahun ini.
"Sisa impor ini akan tetap untuk tahun ini. Kan jatahnya itu turun dari tahun lalu, jadi kita harus eman-eman," pungkasnya.
(gpr)