Hiswana Migas Siap Hadapi SPBU Asing
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyatakan siap jika harus bersaing dengan SPBU asing yang ikut menjual BBM jenis RON 88 (premium).
Ketua II DPP Hiswana Migas M Ismeth mengatakan, keputusan pemerintah menghapus subsidi BBM premium dan harganya dilepas ke pasar akan membuat SPBU asing juga dapat menjual jenis RON 88.
"Kita kalau dipaksa siap, kalau pemerintah sudah putuskan mau apa lagi. Kalau penetapan harga pertamina yang tentukan, kita hanya salurkan, keputusan itu kita harus siap kalau pemerintah mau meliberalisasi," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Kamis (1/1/2015).
Dia menyarankan kepada pemerintah sebaiknya SPBU lokal dilindungi. Menurutnya, Pertamina kesulitan untuk membuka cabang di luar negeri.
"Sebaiknya pengusaha nasional dilindungi, jangan head to head begini nantinya dengan asing. Kalau Pertamina mau bikin SPBU di Malaysia saja sulitnya bukan main," jelas Ismeth.
Menurutnya, jika pasar BBM dibuka seperti ini dengan diserahkan ke harga pasar tidak tertutup kemungkinan SPBU asing lainnya bisa ikut bermain, sehingga kompetisi persaingan yang akan lebih keras.
"Kalau memang pemerintah ingin liberalisasi, jika mereka (SPBU asing) perhitungan mereka bisa dapat keuntungan bisa saja banyak yang masuk lagi. Bisa saja Petronas masuk lagi. Yang kita minta itu semua tidak diliberalisasi," pungkas dia.
Ketua II DPP Hiswana Migas M Ismeth mengatakan, keputusan pemerintah menghapus subsidi BBM premium dan harganya dilepas ke pasar akan membuat SPBU asing juga dapat menjual jenis RON 88.
"Kita kalau dipaksa siap, kalau pemerintah sudah putuskan mau apa lagi. Kalau penetapan harga pertamina yang tentukan, kita hanya salurkan, keputusan itu kita harus siap kalau pemerintah mau meliberalisasi," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Kamis (1/1/2015).
Dia menyarankan kepada pemerintah sebaiknya SPBU lokal dilindungi. Menurutnya, Pertamina kesulitan untuk membuka cabang di luar negeri.
"Sebaiknya pengusaha nasional dilindungi, jangan head to head begini nantinya dengan asing. Kalau Pertamina mau bikin SPBU di Malaysia saja sulitnya bukan main," jelas Ismeth.
Menurutnya, jika pasar BBM dibuka seperti ini dengan diserahkan ke harga pasar tidak tertutup kemungkinan SPBU asing lainnya bisa ikut bermain, sehingga kompetisi persaingan yang akan lebih keras.
"Kalau memang pemerintah ingin liberalisasi, jika mereka (SPBU asing) perhitungan mereka bisa dapat keuntungan bisa saja banyak yang masuk lagi. Bisa saja Petronas masuk lagi. Yang kita minta itu semua tidak diliberalisasi," pungkas dia.
(izz)