Pemasar Didorong Sadar Terhadap Isu Lingkungan
Rabu, 18 Januari 2023 - 00:16 WIB
Sebagai jembatan antara brand dan konsumen, praktisi pemasaran memiliki peluang unik. Sehingga, harus bertanggung jawab untuk menjadi agen perubahan generasi yang memengaruhi perilaku konsumen, serta mendorong inovasi yang akan diinformasikan kepada pelanggan.
Untuk mencapai kemajuan yang mendalam dan menggerakkan keberlanjutan, studi ini menemukan bahwa fungsi pemasaran memerlukan perubahan filosofis, yaitu diberi mandat untuk mendorong inovasi di luar target penjualan jangka pendek. Tujuannya untuk menciptakan pertumbuhan yang baik bagi masyarakat dan bumi, serta bisnis. Transformasi keberlanjutan perusahaan dan konsumsi berkelanjutan perlu menjadi prinsip untuk mengorganisir fungsi pemasaran.
“Studi tersebut memperkirakan bahwa dengan membuat perubahan agresif ini, brand akan dapat mendorong perubahan perilaku dan gaya hidup untuk mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 40% hingga 70%,” ujarnya.
Dominic menambahkan, untuk mewujudkan tujuan konsumsi berkelanjutan, praktisi pemasaran harus melakukan organisir yang baik agar memberikan dampak kepada masyarakat luas mengenai kehidupan berkelanjutan. Brand dan pemasar pun harus merangkai taktik termasuk mitra ekosistem yang menangani rantai aktivitas dan jejak karbon demi merealisasikan tujuan tersebut.
“Dengan memposisikan diri, mereka menjadi penggerak perubahan dengan ekosistem yang lebih besar, konsumen dan perusahaan, praktisi pemasaran dapat memberikan relevansi, suara dan perubahan inovasi kehidupan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Trezelene Chan, Head, Sustainability Practice, Kantar Asia Pasifik menambahkan, dalam ekosistem ekonomi terjadi kesenjangan intensi-tindakan konsumen merupakan masalah bagi praktisi, dengan 56% hasil mengidentifikasinya sebagai tantangan utama. Hanya 17% konsumen Asia yang secara aktif mengubah perilaku mereka menjadi lebih berkelanjutan, meskipun 98% orang Asia mengatakan akan melakukannya.
"Namun, studi kami mengungkapkan bahwa kesenjangan intensi-tindakan organisasi merupakan tantangan yang sama pentingnya untuk ditangani. Meskipun 73% pemasar percaya bahwa keberlanjutan penting untuk kelangsungan bisnis dan pertumbuhan nilai, penelitian ini mengungkap hambatan taktis dan mendasar yang menghalangi pemasar untuk mengambil kepemimpinan berkelanjutan yang berarti," kata Trezelene.
Untuk mencapai kemajuan yang mendalam dan menggerakkan keberlanjutan, studi ini menemukan bahwa fungsi pemasaran memerlukan perubahan filosofis, yaitu diberi mandat untuk mendorong inovasi di luar target penjualan jangka pendek. Tujuannya untuk menciptakan pertumbuhan yang baik bagi masyarakat dan bumi, serta bisnis. Transformasi keberlanjutan perusahaan dan konsumsi berkelanjutan perlu menjadi prinsip untuk mengorganisir fungsi pemasaran.
“Studi tersebut memperkirakan bahwa dengan membuat perubahan agresif ini, brand akan dapat mendorong perubahan perilaku dan gaya hidup untuk mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 40% hingga 70%,” ujarnya.
Dominic menambahkan, untuk mewujudkan tujuan konsumsi berkelanjutan, praktisi pemasaran harus melakukan organisir yang baik agar memberikan dampak kepada masyarakat luas mengenai kehidupan berkelanjutan. Brand dan pemasar pun harus merangkai taktik termasuk mitra ekosistem yang menangani rantai aktivitas dan jejak karbon demi merealisasikan tujuan tersebut.
“Dengan memposisikan diri, mereka menjadi penggerak perubahan dengan ekosistem yang lebih besar, konsumen dan perusahaan, praktisi pemasaran dapat memberikan relevansi, suara dan perubahan inovasi kehidupan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu, Trezelene Chan, Head, Sustainability Practice, Kantar Asia Pasifik menambahkan, dalam ekosistem ekonomi terjadi kesenjangan intensi-tindakan konsumen merupakan masalah bagi praktisi, dengan 56% hasil mengidentifikasinya sebagai tantangan utama. Hanya 17% konsumen Asia yang secara aktif mengubah perilaku mereka menjadi lebih berkelanjutan, meskipun 98% orang Asia mengatakan akan melakukannya.
"Namun, studi kami mengungkapkan bahwa kesenjangan intensi-tindakan organisasi merupakan tantangan yang sama pentingnya untuk ditangani. Meskipun 73% pemasar percaya bahwa keberlanjutan penting untuk kelangsungan bisnis dan pertumbuhan nilai, penelitian ini mengungkap hambatan taktis dan mendasar yang menghalangi pemasar untuk mengambil kepemimpinan berkelanjutan yang berarti," kata Trezelene.
(nng)
tulis komentar anda