Orang Terkaya di Asia Kehilangan Duit Rp 763,7 Triliun dalam 48 Jam

Sabtu, 28 Januari 2023 - 22:08 WIB


Menurut investigasi Hindenburg, perusahaan cangkang tersebut digunakan untuk memfasilitasi korupsi, pencucian uang, dan pencurian pembayar pajak, sambil menyedot uang dari para perusahaan tercatat Adani Group.

"Kami telah menemukan bukti penipuan akuntansi, manipulasi saham, dan pencucian uang di Adani, yang terjadi selama beberapa dekade," tulis Hindenburg dalam sebuah laporan.

"Adani telah melakukannya dengan bantuan dan perusahaan internasional yang memfasilitasi kegiatan ini," sambungnya.

Disebutkan oleh Hindenburg juga bahwa Grup Adani sebelumnya telah menjadi sorotan dari 4 penyelidikan penipuan besar dengan tuduhan pencucian uang, pencurian dana pembayar pajak dan korupsi, dengan total sekitar USD 17 miliar.

"Anggota keluarga Adani diduga bekerja sama untuk membuat entitas cangkang lepas pantai di yurisdiksi surga pajak seperti Mauritius, UEA, dan Kepulauan Karibia, menghasilkan dokumentasi impor/ekspor palsu dalam upaya nyata untuk menghasilkan omzet palsu atau tidak sah dan untuk menyedot uang dari perusahaan yang terdaftar," bebernya.

Kekaisaran Adani menanggapi dalam dua pernyataan terpisah, sehari setelah laporan itu dirilis dan yang lainnya pada hari berikutnya. Ia menolak semua tuduhan ini dan mengancam akan menggunakan proses hukum untuk membela diri.

Kejatuhan Saham Adani

Sementara itu perusahaan Adani menelan kekalahan di pasar saham. Selama dua sesi perdagangan terakhir, kerajaan bisnis Adani telah kehilangan total USD 51 miliar atau setara Rp 763,7 triliun (Kurs Rp 14.976/USD) dalam kapitalisasi pasar, menurut Bloomberg News.

Adani Enterprises yang menjadi unggulan misalnya, kehilangan hampir seperlima (atau lebih dari 19%) nilainya pada hari Jumat. Unit bisnis lainnya seperti Adani Green Energy dan Adani Total Gas anjlok 20%. Adani Power kehilangan 5%. Harga saham Adani Port turun 13,8% dan Adani Transmission merosot sebesar 19,47%.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More