Orang Terkaya di Asia Kehilangan Duit Rp 763,7 Triliun dalam 48 Jam

Sabtu, 28 Januari 2023 - 22:08 WIB
loading...
Orang Terkaya di Asia Kehilangan Duit Rp 763,7 Triliun dalam 48 Jam
Orang terkaya di Asia, Gautam Adani diguncang tuduhan penipuan usai laporan Hindenburg Research menuding Adani Group melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi. Foto/Dok
A A A
NEW YORK - Orang terkaya di Asia , Gautam Adani diguncang tuduhan penipuan usai laporan Hindenburg Research menuding Adani Group melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi. Kecurigaan menciptakan kekacauan di dalam kerajaan bisnis milik miliarder India Gautam Adani, yang sejak tahun lalu telah menjadi orang terkaya di Asia.



Adani (60 tahun) melihat harta kekayaan miliknya melonjak lebih dari USD 40 miliar tahun lalu, menurut Bloomberg Billionaires Index. Ketika kekayaan sejumlah miliarder teknologi menyusut, lompatan ini mendorongnya masuk dalam jajaran elit pemegang kekayaan terbesar di dunia.

Kemudian Adani berhasil menduduki peringkat kedua orang terkaya di dunia membuntuti CEO Tesla, Elon Musk. Sempat tergelincir, kemudian Adani menutup tahun 2022 di tempat ketiga. Lalu saat ini, Adani adalah orang terkaya keempat di dunia dengan kekayaan bersih senilai USD 113 miliar pada 26 Januari 2023, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Sekarang, saat ia mencoba memantapkan dirinya di panggung dunia, pengamat memperkirakan kekayaannya bakal semakin berkurang. Semua itu karena selama dua hari terakhir dia terjebak dalam apa yang tampaknya menjadi mimpi buruk.

Tuduhan Hindenburg Research

Hindenburg Research merupakan perusahaan riset investasi asal Amerika Serikat yang fokus pada aktivis short-selling. Perusahaan ini kerap membuat laporan publik melalui situs webnya terkait penipuan dan penyimpangan sebuah perusahaan.

Kali ini, Hindenbourg Research merilis laporan investigasi berjudul Adani Group: How The World’s 3rd Richest Man Is Pulling The Largest Con In Corporate History.

Hindenburg melaporkan tuduhan malpraktik perusahaan setelah penyelidikan selama dua tahun terhadap perusahaan taipan tersebut. Laporan Hindenburg merinci jaringan perusahaan cangkang offshore yang dikendalikan keluarga Adani di wilayah tax haven, seperti Karibia, Mauritius, dan Uni Emirat Arab.



Menurut investigasi Hindenburg, perusahaan cangkang tersebut digunakan untuk memfasilitasi korupsi, pencucian uang, dan pencurian pembayar pajak, sambil menyedot uang dari para perusahaan tercatat Adani Group.

"Kami telah menemukan bukti penipuan akuntansi, manipulasi saham, dan pencucian uang di Adani, yang terjadi selama beberapa dekade," tulis Hindenburg dalam sebuah laporan.

"Adani telah melakukannya dengan bantuan dan perusahaan internasional yang memfasilitasi kegiatan ini," sambungnya.

Disebutkan oleh Hindenburg juga bahwa Grup Adani sebelumnya telah menjadi sorotan dari 4 penyelidikan penipuan besar dengan tuduhan pencucian uang, pencurian dana pembayar pajak dan korupsi, dengan total sekitar USD 17 miliar.

"Anggota keluarga Adani diduga bekerja sama untuk membuat entitas cangkang lepas pantai di yurisdiksi surga pajak seperti Mauritius, UEA, dan Kepulauan Karibia, menghasilkan dokumentasi impor/ekspor palsu dalam upaya nyata untuk menghasilkan omzet palsu atau tidak sah dan untuk menyedot uang dari perusahaan yang terdaftar," bebernya.

Kekaisaran Adani menanggapi dalam dua pernyataan terpisah, sehari setelah laporan itu dirilis dan yang lainnya pada hari berikutnya. Ia menolak semua tuduhan ini dan mengancam akan menggunakan proses hukum untuk membela diri.

Kejatuhan Saham Adani

Sementara itu perusahaan Adani menelan kekalahan di pasar saham. Selama dua sesi perdagangan terakhir, kerajaan bisnis Adani telah kehilangan total USD 51 miliar atau setara Rp 763,7 triliun (Kurs Rp 14.976/USD) dalam kapitalisasi pasar, menurut Bloomberg News.

Adani Enterprises yang menjadi unggulan misalnya, kehilangan hampir seperlima (atau lebih dari 19%) nilainya pada hari Jumat. Unit bisnis lainnya seperti Adani Green Energy dan Adani Total Gas anjlok 20%. Adani Power kehilangan 5%. Harga saham Adani Port turun 13,8% dan Adani Transmission merosot sebesar 19,47%.

Kekalahan di pasar saham juga mempengaruhi kekayaan Gautam Adani. Menurut Bloomberg, kekayaan Adani harus turun di bawah USD100 miliar setelah perhitungan dilakukan pada 27 Januari.

Hal itu akan membuat harta miliknya menjadi sekitar USD 93 miliar. Pada level ini, Adani akan kehilangan sekitar USD 26 miliar kekayaannya sejak publikasi laporan Hindenburg.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1259 seconds (0.1#10.140)