Siapkan Ketahanan Pangan

Rabu, 15 Juli 2020 - 06:09 WIB
Bertahap Mulai Oktober

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan pengembangan food estate ini dilaksanakan secara bertahap. Tahun ini akan dimulai pada Oktober dengan luasan sekitar 30.000 ha yang terbagi seluas 20.000 ha di Kabupaten Kapuas dan 10.000 ha di Kabupaten Pulang Pisau. “Ini menggunakan pola intensifikasi areal eksisting,” kata Suwandi saat dihubungi SINDO Media kemarin.

Mengenai pendanaan, kata Suwandi, akan menggunakan tiga skema, yakni sebagian dari pemerintah, pemerintah dengan swasta, dan sebagian lainnya swasta penuh. Dia memerinci, pembiayaan di areal eksisting dengan intensifikasi berasal dari dana swadaya petani, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan sebagian dari pemerintah. “Ini yang kita mulai tahun ini,” katanya. (Baca juga: Hati-hati, Tergantung Utang Luar Negeri Bahaya Bagi Ekonomi Nasional)

Sementara itu di areal ekstensifikasi pembiayaannya kombinasi pendanaan dari pemerintah dan swasta. Pada tahap ini dilakukan pembangunan infrastruktur lahan, yakni berupa jaringan irigasi. Selain itu dibangun sarana dan prasarana pertanian yang akan dimulai pada 2021 mendatang.

Secara keseluruhan, anggaran proyek food estate Kalteng terbagi di beberapa kementerian. Kementerian PUPR yang menggarap rehabilitasi irigasi diperkirakan membutuhkan biaya Rp2,9 triliun. Namun untuk pengerjaan desain rehabilitasi irigasi pada tahun ini dana yang dikeluarkan sebesar Rp49 miliar, yang berasal dari APBN 2020.

Sementara itu kebutuhan dana Kementan diperkirakan mencapai Rp2,1 triliun. Khusus untuk tahun ini ada sekitar Rp180 miliar untuk pengadaan alat dan mesin pertanian serta sarana produksi seperti benih, pupuk, pestisida.

Dalam pengembangan food estate tersebut pemerintah juga akan mengerahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa perusahaan pelat merah yang akan turut mengembangkan kawasan pertanian ini berasal dari sektor produksi, pascapanen hingga industri dan pemasaran. (Baca juga: Harap Sabar, Gaji ke-13 PNS Akan Diumumkan Oktober)

Adapun untuk urusan produksi pemerintah juga akan mengonsolidasikan kelompok-kelompok tani setempat dengan memfasilitasi sarana maupun prasarana produksinya. “Food estate di Kalteng akan memanfaatkan mekanisasi dan modernisasi pertanian berbasis teknologi,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Sementara itu Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, untuk menjaga ketahanan pangan pihaknya terus menyerap beras dan gabah dari berbagai daerah. Dia memperkirakan hingga akhir tahun ini cadangan pangan dipastikan aman. “Cadangan di Bulog ada 1,4 juta ton. Sampai saat ini tidak ada laporan satu daerah pun di Indonesia mengalami kekurangan pangan,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Terpisah, Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal mengatakan pihaknya mengapresiasi apa yang direncanakan pemerintah atas food estate. Menurutnya, Bulog sudah sering dilibatkan dalam diskusi tersebut.

“Bulog sudah mempersiapkan diri sebagai off taker. Intinya Bulog bersama BUMN kluster pangan sedang berkolaborasi dan mempersiapkan diri untuk itu. Kami ada di hilirnya,” ucap dia. (Lihat videonya: Bawa Lima Gadis di Bawah Umur, Warga Amankan Amor)

Anggota Komisi IV DPR Luluk Nur Hamidah mengatakan pihaknya ingin mengetahui secara utuh pembagian kerja dan pengelolaan food estate. Pasalnya upaya membangun lumbung pangan nasional di kawasan tersebut mendapatkan kritikan luas dari masyarakat karena sudah beberapa kali dilakukan, tetapi selalu gagal.

“Kita juga punya kenangan masa lalu gagalnya (pembukaan) lahan sejuta hektare di Kalimantan. Akan tetapi Pak Menteri (Pertanian) coba meyakinkan Komisi IV bahwa konsentrasi di 30.000 ha yang sudah eksisting untuk lahan pertanian,” ujarnya. (Sudarsono/Faorick Pakpahan/Fahmi W Bahtiar)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More