Jelang 1 Tahun Perang Rusia Ukraina: Rusaknya Hubungan Gas Moskow dan Eropa yang Tak Mungkin Pulih

Selasa, 21 Februari 2023 - 08:34 WIB
Dibangun dengan cermat selama beberapa dekade sebagai aliran pendapatan utama bagi Kremlin, perdagangan gas Rusia dengan Eropa tidak mungkin pulih dari kerusakan akibat konflik militer. Foto/Dok
NOVY URENGOY - Dibangun dengan cermat selama beberapa dekade sebagai aliran pendapatan utama bagi Kremlin, perdagangan gas Rusia dengan Eropa tidak mungkin pulih dari kerusakan akibat konflik militer.

Setelah perang Rusia Ukraina yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai operasi militer khusus dimulai hampir setahun yang lalu, kombinasi sanksi Barat dan keputusan Rusia memangkas pasokan ke Eropa secara drastis telah mengurangi ekspor energi Moskow.





Sanksi terbaru terhadap Rusia, termasuk batas harga minyak kemungkinan akan mengganggu perdagangan minyak lebih lanjut, dimana lebih mudah untuk menemukan pasar baru untuk produk minyak mentah dan olahan daripada gas.

Perdagangan gas Rusia dengan Eropa telah dirajut dengan ribuan mil pipa terbentang mulai dari Siberia hingga Jerman dan sekitarnya. Sementara itu sampai tahun lalu, mereka mengunci pembeli Barat ke dalam hubungan pasokan jangka panjang.

"Tentu saja, hilangnya pasar Eropa adalah ujian yang sangat serius bagi Rusia dalam aspek gas," kata Yury Shafranik, menteri bahan bakar dan energi Rusia dari 1993 hingga 1996, kepada Reuters.

"Pekerjaan ratusan orang, yang selama beberapa dekade membangun sistem ekspor, sekarang telah disiram ke toilet," kata Mantan manajer senior di Gazprom yang tidak ingin disebutkan namanya.

Namun karyawan yang ada saat ini mengatakan, bisnis berjalan seperti biasa. "Tidak ada yang berubah bagi kami. Kami mengalami kenaikan gaji dua kali tahun lalu," kata seorang pejabat Gazprom, yang tidak berwenang untuk berbicara kepada pers, kepada Reuters di Novy Urengoy.

Kota Arktik sering disebut sebagai Ibu Kota gas Rusia karena dibangun untuk melayani ladang gas terbesar.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More