Dirut Pertamina Sebut Penyebab Kebakaran Depo Plumpang dari Pipa
Selasa, 14 Maret 2023 - 21:24 WIB
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati menyebut kebakaran Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) bukan dari tanki. Kebakaran Depo Plumpang disebabkan dari pipa penyaluran meski belum dirinci lebih jauh karena masih tahap investigasi.
"Kemarin insiden itu, kalau kita lihat A orange di pojok atas kanan (lokasi tangki), pas di belokan, di situ, jadi bukan di tangkinya, tapi di pipa di situ. Kalau dilihat ada pipa yang masuk ke dalam tangki tersebut, di pipa inlet itulah yang terjadi kebakaran. Sehingga kemarin, kita masih investigasi Pak," ungkap Nicke, Selasa (14/3/2023).
Meski terjadi ledakan dahsyat, dia mengatakan tangki-tangki dan seluruh instalasi fasilitas yang ada di TBBM Plumpang masih aman alias tidak terbakar.
"Yang terbakar adalah pipa yang inlet saja itu pun berhasil kita padamkan dalam waktu satu jam, dan dalam waktu 3 jam kita dinginkan, setelah itu dinyatakan aman," katanya.
Karena tangki penampung BBM tidak meledak, pasca kebakaran pipa di Depo Plumpang atau pada pukul 04.00 WIB Pertamina kembali mengaktifkan operasional Depo Plumpang. Hanya saja, pipa yang digunakan sebagai suplai bahan bakar berasal dari pipa dari laut.
"Sehingga pada saat itu, setelah kejadian jam 4 pagi sudah diaktifkan kembali, digunakan kembali, tetapi pipanya kita off-kan, tidak digunakan, sehingga suplainya menggunakan pipa dari laut," tuturnya.
Nicke mengatakan jika terjadi penghentian sementara atas operasional TBBM di Plumpang akan berdampak besar terhadap suplai BBM di 19 Kabupaten/Kota. Pasalnya, secara nasional 15 persen pasokan BBM berada di Depo Plumpang. Dari TBBM itu, bahan bakar berbasis fosil itu disalurkan ke 790 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baik umum maupun nelayan, Pertashop, hingga 304 customer industri
"Jadi ada permasalahan yang terjadi sehingga TBBM Plumpang tidak dapat beroperasi. Ini bisa mengakibatkan suplai terganggu di 19 Kabupaten/Kota. Secara nasional ini 15 persen dari stok nasional ini ada di Plumpang," kata dia.
"Kemarin insiden itu, kalau kita lihat A orange di pojok atas kanan (lokasi tangki), pas di belokan, di situ, jadi bukan di tangkinya, tapi di pipa di situ. Kalau dilihat ada pipa yang masuk ke dalam tangki tersebut, di pipa inlet itulah yang terjadi kebakaran. Sehingga kemarin, kita masih investigasi Pak," ungkap Nicke, Selasa (14/3/2023).
Baca Juga
Meski terjadi ledakan dahsyat, dia mengatakan tangki-tangki dan seluruh instalasi fasilitas yang ada di TBBM Plumpang masih aman alias tidak terbakar.
"Yang terbakar adalah pipa yang inlet saja itu pun berhasil kita padamkan dalam waktu satu jam, dan dalam waktu 3 jam kita dinginkan, setelah itu dinyatakan aman," katanya.
Karena tangki penampung BBM tidak meledak, pasca kebakaran pipa di Depo Plumpang atau pada pukul 04.00 WIB Pertamina kembali mengaktifkan operasional Depo Plumpang. Hanya saja, pipa yang digunakan sebagai suplai bahan bakar berasal dari pipa dari laut.
"Sehingga pada saat itu, setelah kejadian jam 4 pagi sudah diaktifkan kembali, digunakan kembali, tetapi pipanya kita off-kan, tidak digunakan, sehingga suplainya menggunakan pipa dari laut," tuturnya.
Baca Juga
Nicke mengatakan jika terjadi penghentian sementara atas operasional TBBM di Plumpang akan berdampak besar terhadap suplai BBM di 19 Kabupaten/Kota. Pasalnya, secara nasional 15 persen pasokan BBM berada di Depo Plumpang. Dari TBBM itu, bahan bakar berbasis fosil itu disalurkan ke 790 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baik umum maupun nelayan, Pertashop, hingga 304 customer industri
"Jadi ada permasalahan yang terjadi sehingga TBBM Plumpang tidak dapat beroperasi. Ini bisa mengakibatkan suplai terganggu di 19 Kabupaten/Kota. Secara nasional ini 15 persen dari stok nasional ini ada di Plumpang," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda