New Marcomm Paradigm

Sabtu, 18 Juli 2020 - 10:48 WIB
Foto/dok
Yuswohady

Managing Partner Inventure

Pandemi telah mengubah lanskap komunikasi pemasaran sehingga paradigma dan strateginya pun harus diredefinisi.

Ada tiga pergeseran besar yang memengaruhi lanskap komunikasi pemasaran. Pertama, di tingkat makro adalah pergeseran dari high-touch economy menjadi low-touch economy, yaitu interaksi yang human-intensive semakin bergeser ke digital-intensive.

Kedua, di tingkat konsumen adalah munculnya tren ke arah go virtual, yakni berbelanja, bekerja, belajar, hingga menikmati hiburan kini semakin dilakukan secara virtual. Ketiga, di tingkat masyarakat adalah terbentuknya apa yang saya sebut empathic society. Penjelasannya, dengan terjangan krisis lantaran pandemi masyarakat kian peduli dan berempati kepada sesama. (Baca: Pertama Kali, Sejuta Orang di Dunia Terinfeksi Covid-19 dalam 100 Jam)



Berbagai pergeseran besar tersebut membuat paradigma dan strategi komunikasi pemasaran harus digeser. Berikut ini enam pergeseran paradigma yang harus dilakukan oleh marketer di kenormalan baru.

#1. FROM COMPANY AT THE CENTER TO CUSTOMER AT THE CENTER:

"Put customers at the center of strategy give you a unified message + channel interactions. It leads you to their universe."

Dalam paradigma komunikasi pemasaran lama, brand adalah panglima, di mana brand DNA, brand identity, atau brand value proposition dirumuskan, kemudian disebarkan ke target pasar. Ketika platform digital memungkinkan, paradigma itu harus dibalik. Proses komunikasi pemasaran berawal dan berfokus pada konsumen. Marketer harus memahami keinginan konsumen berikut channel interaksinya, baru kemudian pesan disampaikan.

#2. FROM HIGH-TOUCH TO LOW-TOUCH:

”In the low-touch economy, DIGITAL experience is the new mainstream. SPACE experience still matters, but SCREEN experience is the key winning formula.”

Di era low-touch economy konsumen dipaksa Covid-19 bermigrasi ke ranah digital. Karena itu, digital experience menjadi elemen penting untuk menaklukkan hati konsumen. Dalam consumer journey, pengalaman fisik tak akan berkurang dan tetap akan penting, namun digital experience menjadi faktor penentu kemenangan. Karena itu, space experience (fisikal) dan screen experience (digital) harus diintegrasikan sehingga menciptakan pengalaman baru yang frictionless. (Baca juga: Menyorot Kinerja KPK, Butuh Konsistensi Berkelanjutan)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More