Jangan Dibandingkan dengan Uni Eropa, Deputi Gubernur BI Beberkan Keuntungan Negara di ASEAN
Selasa, 28 Maret 2023 - 07:07 WIB
NUSA DUA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) , Dody Budi Waluyo menyatakan, ASEAN sebagai asosiasi dari 11 negara di kawasan Asia Tenggara tidak bisa sepenuhnya dibandingkan dengan Uni Eropa.
"Dilihat dari segi pertumbuhan, kita lepas dulu yang soal pandemi, tetapi pertumbuhan di kawasan selalu menunjukkan ke arah perbaikan," ujarnya dalam Media Briefing di Nusa Dua, Bali, Senin (27/3/2023).
Dody pun menekankan bahwa menjadi hal yang sangat relatif kalau dikatakan tidak ada yang diuntungkan di ASEAN. Menurut dia, sebenarnya ASEAN itu membuat semua negara anggotanya relatif berada di posisi yang lebih baik.
"Ada tiga pilar ASEAN, ada yang masalah keamanan, ada yang masalah sosial budaya, dan ekonomi. Tentunya juga target-target dari Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025," paparnya.
Dia menyebut bahwa ini menjadi tantangan yang bisa dikatakan relatif dan sangat koheren. "Relatif yang kita ekspor juga sama, kita relatif impor yang sama untuk 1-2 negara yang relatif berbeda, yaitu Singapura. Tetapi yang lain relatif punya kesamaan," ungkap Dody.
Dia menegaskan bahwa inilah yang kemudian sangat berbeda dengan Uni Eropa yang relatif ekonominya sudah berada di level atas.
Meski begitu, Dody mengingatkan bahwa dalam konteks pertumbuhan pasar, ASEAN adalah kawasan urutan ke-5 terbesar di dunia dengan penduduknya 3 terbesar setelah China, India, dan kawasan Asia.
"Ini adalah pasar yang besar. Oleh karena itu memang karakteristiknya jangan dibandingkan dengan secara langsung dengan Uni Eropa," tandasnya.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
"Dilihat dari segi pertumbuhan, kita lepas dulu yang soal pandemi, tetapi pertumbuhan di kawasan selalu menunjukkan ke arah perbaikan," ujarnya dalam Media Briefing di Nusa Dua, Bali, Senin (27/3/2023).
Dody pun menekankan bahwa menjadi hal yang sangat relatif kalau dikatakan tidak ada yang diuntungkan di ASEAN. Menurut dia, sebenarnya ASEAN itu membuat semua negara anggotanya relatif berada di posisi yang lebih baik.
"Ada tiga pilar ASEAN, ada yang masalah keamanan, ada yang masalah sosial budaya, dan ekonomi. Tentunya juga target-target dari Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025," paparnya.
Dia menyebut bahwa ini menjadi tantangan yang bisa dikatakan relatif dan sangat koheren. "Relatif yang kita ekspor juga sama, kita relatif impor yang sama untuk 1-2 negara yang relatif berbeda, yaitu Singapura. Tetapi yang lain relatif punya kesamaan," ungkap Dody.
Dia menegaskan bahwa inilah yang kemudian sangat berbeda dengan Uni Eropa yang relatif ekonominya sudah berada di level atas.
Meski begitu, Dody mengingatkan bahwa dalam konteks pertumbuhan pasar, ASEAN adalah kawasan urutan ke-5 terbesar di dunia dengan penduduknya 3 terbesar setelah China, India, dan kawasan Asia.
"Ini adalah pasar yang besar. Oleh karena itu memang karakteristiknya jangan dibandingkan dengan secara langsung dengan Uni Eropa," tandasnya.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(ind)
tulis komentar anda