Minyak Murah Rusia Menggusur Pangsa Pasar OPEC di India ke Rekor Terendah

Selasa, 09 Mei 2023 - 12:07 WIB
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia atau OPEC telah melihat pangsa pasarnya di India menyusut ke rekor terendah di tengah banjir impor minyak Rusia dengan harga murah. Foto/Dok
MOSKOW - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia atau OPEC telah melihat pangsa pasarnya di India menyusut ke rekor terendah di tengah banjir impor minyak Rusia dengan harga murah. Bagian OPEC turun menjadi 46% pada bulan April, jauh lebih rendah dari 72% tahun sebelumnya, menurut data Vortexa yang dikutip oleh Economic Times.



Rusia sendiri merupakan mitra produsen minyak mentah di bawah koalisi OPEC+, tetapi India telah mengambil keuntungan dari barel murah sejak Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.





Rusia saat ini menyumbang 36% dari pasokan impor India, atau sekitar 1,67 juta barel per hari. Sebelum perang Rusia Ukraina pecah, jumlahnya kurang dari 1%.

"Sementara itu OPEC memasok 2,1 juta barel per hari ke India bulan lalu dari total 4,6 juta barel per hari yang diambil negara itu," terang data Vortexa seperti dilansir Business Insider.

Total impor Rusia kini telah melampaui pembelian gabungan dari Irak dan Arab Saudi, yang telah menjadi pemasok terbesar India selama satu dekade terakhir.

Data juga menunjukkan bahwa pembelian India secara MoM (month on month) mencetak rekor tertinggi baru lagi pada bulan April. Tingkat kenaikan melambat, yang dapat menunjukkan bahwa hal itu akan segera memuncak.

Sanksi Barat terhadap energi Rusia - seperti larangan batu bara pada Agustus 2022, minyak mentah pada Desember 2022, dan produk minyak sulingan pada Februari 2023 - telah memaksa Kremlin selama setahun terakhir untuk mencari pasar alternatif untuk pasokan energi mereka di Asia.

Perhitungan Bank Sentral Eropa menunjukkan bahwa volume perdagangan antara kawasan euro dan Rusia berkurang setengahnya sejak Februari tahun lalu.

Namun pada bulan April, ekspor minyak Rusia kembali ke level sebelum perang, karena China dan India sekarang menyumbang sekitar 90% dari pengirimannya, ditunjukkan oleh data Kpler.

Meski begitu Rusia menghasilkan lebih sedikit uang dari ekspor energinya dibandingkan sebelum invasi, karena sanksi membebani harga. Dana Moneter Internasional atau IMF mengatakan pada bulan April bahwa pendapatan Moskow 43% lebih rendah dari waktu yang sama tahun lalu.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More