Negara Teluk Menjadi Penadah Emas Rusia Usai Ditolak Barat
Jum'at, 02 Juni 2023 - 07:41 WIB
DOHA - Uni Emirate Arab (UEA) telah menggantikan Inggris sebagai tujuan utama untuk emas batangan dari negara yang terkena sanksi. Uni Emirat Arab menjadi tujuan utama emas Rusia sejak pemerintah Barat menutup pasar mereka sebagai bagian dari sanksi terkait Ukraina terhadap Moskow.
Mengutip catatan Bea Cukai seperti dilansir RT, negara teluk tersebut sudah mengimpor 75,7 ton emas Rusia atau senilai USD4,3 miliar sepenjang periode 24 Februari 2022 dan 3 Maret 2023. Angka tersebut mewakili kenaikan eksponensial dari hanya 1,3 ton selama tahun 2021.
Berikutnya ada China dan Turki yang menjadi tujuan terbesar berikutnya, dimana masing-masing mengimpor emas Rusia sekitar 20 ton untuk periode yang sama. Bersama dengan UEA, ketiga negara ini menyumbang 99,8% dari ekspor emas Rusia dalam data bea cukai untuk periode ini, seperti dicatat Reuters.
Seperti diketahui negara-negara kaya dalam G7, Uni Eropa dan Swiss telah melarang impor emas Rusia musim panas lalu dalam upaya untuk merusak industri emas senilai USD20 miliar di negara itu. Sebelum sanksi, London adalah tujuan utama emas Rusia.
Sanksi Barat telah memblokir emas Rusia dari pasar mereka sendiri dan melarang para pelaku pasar untuk berurusan dengannya. Tetapi perusahaan di negara lain tidak dilarang memperdagangkan logam mulia karena tidak ada sanksi sekunder.
Catatan ekspor yang dikutip oleh Reuters menunjukkan bahwa produsen emas Rusia dengan cepat menemukan pasar baru di negara-negara yang tidak memberlakukan pembatasan terhadap Moskow.
Seorang ahli emas di Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, Louis Marechal mengatakan, bahwa ada risiko bahwa emas Rusia dapat menemukan jalan kembali ke pasar AS dan Eropa dengan catatan asal-usulnya ditutup-tutupi.
Mengutip catatan Bea Cukai seperti dilansir RT, negara teluk tersebut sudah mengimpor 75,7 ton emas Rusia atau senilai USD4,3 miliar sepenjang periode 24 Februari 2022 dan 3 Maret 2023. Angka tersebut mewakili kenaikan eksponensial dari hanya 1,3 ton selama tahun 2021.
Berikutnya ada China dan Turki yang menjadi tujuan terbesar berikutnya, dimana masing-masing mengimpor emas Rusia sekitar 20 ton untuk periode yang sama. Bersama dengan UEA, ketiga negara ini menyumbang 99,8% dari ekspor emas Rusia dalam data bea cukai untuk periode ini, seperti dicatat Reuters.
Seperti diketahui negara-negara kaya dalam G7, Uni Eropa dan Swiss telah melarang impor emas Rusia musim panas lalu dalam upaya untuk merusak industri emas senilai USD20 miliar di negara itu. Sebelum sanksi, London adalah tujuan utama emas Rusia.
Sanksi Barat telah memblokir emas Rusia dari pasar mereka sendiri dan melarang para pelaku pasar untuk berurusan dengannya. Tetapi perusahaan di negara lain tidak dilarang memperdagangkan logam mulia karena tidak ada sanksi sekunder.
Catatan ekspor yang dikutip oleh Reuters menunjukkan bahwa produsen emas Rusia dengan cepat menemukan pasar baru di negara-negara yang tidak memberlakukan pembatasan terhadap Moskow.
Seorang ahli emas di Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, Louis Marechal mengatakan, bahwa ada risiko bahwa emas Rusia dapat menemukan jalan kembali ke pasar AS dan Eropa dengan catatan asal-usulnya ditutup-tutupi.
tulis komentar anda