Colombo Port City: Kawasan Ekonomi Sri Lanka atau Surga Pajak Milik China?
Rabu, 07 Juni 2023 - 18:28 WIB
JAKARTA - Banyak warga Sri Lanka yang meragukan pembangunan Colombo Port City di tengah krisis ekonomi terburuk melanda negara mereka.
Menurut penduduk ibu kota Sri Lanka, yang dibutuhkan oleh negara pulau ini dalam situasi krisis ekonomi bukan pantai buatan. Meskipun, Sri Lanka memiliki garis pantai sepanjang 1.340 kilometer (km) yang diberkahi dengan beberapa pantai terindah di dunia.
"Pantai buatan ini hanya pencitraan untuk menarik investor internasional. Soal keberlanjutan, hanya kata kunci yang paling nyaman," kata Priyangi Jayasinghe, seorang peneliti di Munasinghe Institute for Development di Colombo dikutip Al Jazeera, Rabu (6/6/2023).
Jayasinghe adalah salah satu dari banyak kritikus lokal yang khawatir bahwa proyek gajah putih yang didanai Beijing tersebut hanya menjadi proyek kontroversial seperti sebelumnya. Termasuk Pelabuhan Internasional Hambantota yang mengalami kerugian dan asetnya diambil oleh China Merchants Port Holdings Company Limited yang dimiliki Tiongkok pada 2017 silam, ketika Sri Lanka kesulitan membayar utang luar negeri ke China, India, Jepang, dan pemberi pinjaman swasta lain.
Para kritikus mengungkapkan bahwa proyek yang dikembangkan di atas lahan reklamasi seluas 269 hektare bukan pembangunan berkelanjutan, bahkan tidak memberikan manfaat bagi perekonomian negara yang sedang sakit. Proyek tersebut hanya akan menjadi kawasan surga pajak milik China, bukan kawasan ekonomi yang diimpikan oleh Sri Lanka.
"Port City hanya akan memberikan dampak yang sangat kecil pada perekonomian Sri Lanka. Ini akan menjadi tanah impian yang bebas pajak ketika bagian lain negara sedang menghadapi kenaikan pajak untuk mengatasi krisis ekonomi," kata Jayasinghe.
CHEC Port City Colombo (CHEC PCC) yang mengembangkan proyek tersebut menolak kritik tersebut dan bersikeras bahwa proyek ambisius yang didanai dalam kerangka Inisiatif Jalur Sutra (Belt On Road Inisiative/BRI) senilai USD1,4 miliar akan menciptakan sebuah kota kelas dunia di Asia Selatan.
CHEC Port City Colombo (Pvt) Ltd adalah anak perusahaan yang sepenuhnya milik China Harbour Engineering Company (CHEC) pada gilirannya adalah anak perusahaan China Communications Construction Company Limited (CCCC), perusahaan milik negara dengan markas besar di Beijing.
Menurut penduduk ibu kota Sri Lanka, yang dibutuhkan oleh negara pulau ini dalam situasi krisis ekonomi bukan pantai buatan. Meskipun, Sri Lanka memiliki garis pantai sepanjang 1.340 kilometer (km) yang diberkahi dengan beberapa pantai terindah di dunia.
"Pantai buatan ini hanya pencitraan untuk menarik investor internasional. Soal keberlanjutan, hanya kata kunci yang paling nyaman," kata Priyangi Jayasinghe, seorang peneliti di Munasinghe Institute for Development di Colombo dikutip Al Jazeera, Rabu (6/6/2023).
Jayasinghe adalah salah satu dari banyak kritikus lokal yang khawatir bahwa proyek gajah putih yang didanai Beijing tersebut hanya menjadi proyek kontroversial seperti sebelumnya. Termasuk Pelabuhan Internasional Hambantota yang mengalami kerugian dan asetnya diambil oleh China Merchants Port Holdings Company Limited yang dimiliki Tiongkok pada 2017 silam, ketika Sri Lanka kesulitan membayar utang luar negeri ke China, India, Jepang, dan pemberi pinjaman swasta lain.
Para kritikus mengungkapkan bahwa proyek yang dikembangkan di atas lahan reklamasi seluas 269 hektare bukan pembangunan berkelanjutan, bahkan tidak memberikan manfaat bagi perekonomian negara yang sedang sakit. Proyek tersebut hanya akan menjadi kawasan surga pajak milik China, bukan kawasan ekonomi yang diimpikan oleh Sri Lanka.
"Port City hanya akan memberikan dampak yang sangat kecil pada perekonomian Sri Lanka. Ini akan menjadi tanah impian yang bebas pajak ketika bagian lain negara sedang menghadapi kenaikan pajak untuk mengatasi krisis ekonomi," kata Jayasinghe.
CHEC Port City Colombo (CHEC PCC) yang mengembangkan proyek tersebut menolak kritik tersebut dan bersikeras bahwa proyek ambisius yang didanai dalam kerangka Inisiatif Jalur Sutra (Belt On Road Inisiative/BRI) senilai USD1,4 miliar akan menciptakan sebuah kota kelas dunia di Asia Selatan.
CHEC Port City Colombo (Pvt) Ltd adalah anak perusahaan yang sepenuhnya milik China Harbour Engineering Company (CHEC) pada gilirannya adalah anak perusahaan China Communications Construction Company Limited (CCCC), perusahaan milik negara dengan markas besar di Beijing.
tulis komentar anda