PLN EPI Bangun Green Economy Berbasis Biomassa di Gunung Kidul
Kamis, 24 Agustus 2023 - 00:06 WIB
YOGYAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) berkolaborasi dengan Keraton Yogyakarta membangun ekonomi hijau di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal itu diwujudkan dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular berbasis biomassa yang ditujukan untuk mengatasi masalah pakan ternak sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru bagi masyarakat di daerah tersebut.
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris menjelaskan, program ini diinisiasi bersama Keraton Yogyakarta dan pemerintah daerah setempat akhir 2022 lalu di Desa Gombang dan Karangasem, Gunung Kidul. Dia menjelaskan, ide awalnya adalah menciptakan solusi bagi petani-peternak yang kerap kesulitan memperoleh hijauan untuk pakan ternak, khususnya di musim kemarau.
Inovasi yang dikembangkan untuk mengatasi masalah itu, jelas Aris, adalah dengan penanaman tanaman Indigofera yang bisa menjadi sumber hijauan pada saat musim kering. Sementara, residu lain berupa ranting tanaman bisa menjadi sumber tambahan pendapatan baru bagi masyarakat, karena akan diserap PLN EPI sebagai sumber biomassa untuk co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Jadi ini ada aspek ekonomi kerakyatan sekaligus environmental-nya. Ada konservasi lahan kritis, lahan tandus dan marjinal, kemudian men-generate pendapatan bagi masyarakat, juga akan menjadi sumber energi alternatif yang akan menekan emisi," paparnya seusai koordinasi dengan Gubernur DIY Hamengkubuwana X di Yogyakarta, Rabu (23/8/2023).
Program ini, kata Aris, tidak menggeser pola kehidupan masyarakat, bahkan justru memperkuat aspek sosio-kultural masyarakat setempat sebagai petani dan peternak. "Kita harapkan bukan hanya akan tercapai ketahanan pakan ternak, tetapi juga ketahanan energi yang berbasis ESG. Ini sejalan dengan konsep Memayu Hayuning Bawana dari Keraton Yogyakarta dan juga prinsip SDGs dan ESG yang diusung PLN," tandasnya.
Aris menjelaskan, sekitar bulan Februari lalu telah dilakukan penanaman sekitar 50.000 pohon di lahan seluas 30 hektare (ha) oleh PLN EPI, Keraton Yogyakarta dan masyarakat sekitar. Penanaman dilakukan bersama masyarakat di lahan milik Keraton dan lahan kas desa. Aris mengatakan, targetnya luas lahan penanaman mencapai 300 ha. "Kita akan kejar nanti replikasi di beberapa tempat. Saat ini sedang kami kaji kelayakan lahan serta penerimaan masyarakatnya," kata dia.
Perwakilan Keraton Yogyakarta Gustilantika Marrel Suryokusumo menambahkan, pihaknya sangat mendukung program ini karena selain secara mikro akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di Gunung Kidul, serta secara makro akan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060. "Jadi start-nya lokal, tapi nantinya akan punya efek secara nasional, bahkan internasional. Ini juga menegaskan peran Keraton dalam mendukung upaya pemerintah di bidang lingkungan, khususnya pengurangan emisi," tuturnya.
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris menjelaskan, program ini diinisiasi bersama Keraton Yogyakarta dan pemerintah daerah setempat akhir 2022 lalu di Desa Gombang dan Karangasem, Gunung Kidul. Dia menjelaskan, ide awalnya adalah menciptakan solusi bagi petani-peternak yang kerap kesulitan memperoleh hijauan untuk pakan ternak, khususnya di musim kemarau.
Inovasi yang dikembangkan untuk mengatasi masalah itu, jelas Aris, adalah dengan penanaman tanaman Indigofera yang bisa menjadi sumber hijauan pada saat musim kering. Sementara, residu lain berupa ranting tanaman bisa menjadi sumber tambahan pendapatan baru bagi masyarakat, karena akan diserap PLN EPI sebagai sumber biomassa untuk co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Jadi ini ada aspek ekonomi kerakyatan sekaligus environmental-nya. Ada konservasi lahan kritis, lahan tandus dan marjinal, kemudian men-generate pendapatan bagi masyarakat, juga akan menjadi sumber energi alternatif yang akan menekan emisi," paparnya seusai koordinasi dengan Gubernur DIY Hamengkubuwana X di Yogyakarta, Rabu (23/8/2023).
Program ini, kata Aris, tidak menggeser pola kehidupan masyarakat, bahkan justru memperkuat aspek sosio-kultural masyarakat setempat sebagai petani dan peternak. "Kita harapkan bukan hanya akan tercapai ketahanan pakan ternak, tetapi juga ketahanan energi yang berbasis ESG. Ini sejalan dengan konsep Memayu Hayuning Bawana dari Keraton Yogyakarta dan juga prinsip SDGs dan ESG yang diusung PLN," tandasnya.
Aris menjelaskan, sekitar bulan Februari lalu telah dilakukan penanaman sekitar 50.000 pohon di lahan seluas 30 hektare (ha) oleh PLN EPI, Keraton Yogyakarta dan masyarakat sekitar. Penanaman dilakukan bersama masyarakat di lahan milik Keraton dan lahan kas desa. Aris mengatakan, targetnya luas lahan penanaman mencapai 300 ha. "Kita akan kejar nanti replikasi di beberapa tempat. Saat ini sedang kami kaji kelayakan lahan serta penerimaan masyarakatnya," kata dia.
Perwakilan Keraton Yogyakarta Gustilantika Marrel Suryokusumo menambahkan, pihaknya sangat mendukung program ini karena selain secara mikro akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di Gunung Kidul, serta secara makro akan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060. "Jadi start-nya lokal, tapi nantinya akan punya efek secara nasional, bahkan internasional. Ini juga menegaskan peran Keraton dalam mendukung upaya pemerintah di bidang lingkungan, khususnya pengurangan emisi," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda