Ekonomi China Mungkin Tidak Akan Pernah Melampaui Ekonomi Amerika
Kamis, 24 Agustus 2023 - 18:24 WIB
Pengawasan ekspor baru melarang penjualan teknologi AS tertentu ke China, untuk menghambat produksi senjata militer canggih. RUU yang ditandatangani Biden untuk mempromosikan manufaktur semikonduktor AS dan teknologi energi hijau, tampaknya mengalihkan beberapa investasi dari China kembali ke Amerika Serikat.
Aliansi trilateral yang berkembang antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan sebagian merupakan benteng ekonomi melawan pengaruh China di Asia. Sementara itu China di bawah Presiden Xi Jinping semakin menjadi ancaman militan bagi tetangga, termasuk Taiwan, dan antagonis demokrasi Barat.
Pada awal 2000-an, tidak lama setelah China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia dan memulai ledakan ekspornya, banyak analis Barat berasumsi bahwa pemerintah komunis China akan menjadi lebih demokratis dan ramah karena kapitalisme membuatnya lebih kaya. Tapi itu belum terjadi.
Xi, misalnya, secara teratur berjanji untuk "menyatukan kembali" China dengan Taiwan. Ketika koalisi negara-negara pimpinan AS memberikan sanksi kepada Rusia atas perang di Ukraina, China telah menjadi sekutu terpenting Moskow.
Mereka memang belum menyediakan peralatan militer yang sangat dibutuhkan Rusia, tetapi sekarang menjadi pelanggan energi terbesar Rusia dan menyediakan banyak produk yang sulit didapat Rusia di tempat lain karena sanksi.
China belum sepenuhnya memudar, mereka akan tetap menjadi produsen terbesar di dunia untuk waktu yang lama. Tetapi China juga memiliki banyak masalah domestik dan mempunyai pesaing di panggung dunia. Sebaliknya, ekonomi AS tetap dinamis dan tangguh. Sepertinya dominasi Amerika belum berakhir!.
Aliansi trilateral yang berkembang antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan sebagian merupakan benteng ekonomi melawan pengaruh China di Asia. Sementara itu China di bawah Presiden Xi Jinping semakin menjadi ancaman militan bagi tetangga, termasuk Taiwan, dan antagonis demokrasi Barat.
Pada awal 2000-an, tidak lama setelah China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia dan memulai ledakan ekspornya, banyak analis Barat berasumsi bahwa pemerintah komunis China akan menjadi lebih demokratis dan ramah karena kapitalisme membuatnya lebih kaya. Tapi itu belum terjadi.
Xi, misalnya, secara teratur berjanji untuk "menyatukan kembali" China dengan Taiwan. Ketika koalisi negara-negara pimpinan AS memberikan sanksi kepada Rusia atas perang di Ukraina, China telah menjadi sekutu terpenting Moskow.
Mereka memang belum menyediakan peralatan militer yang sangat dibutuhkan Rusia, tetapi sekarang menjadi pelanggan energi terbesar Rusia dan menyediakan banyak produk yang sulit didapat Rusia di tempat lain karena sanksi.
China belum sepenuhnya memudar, mereka akan tetap menjadi produsen terbesar di dunia untuk waktu yang lama. Tetapi China juga memiliki banyak masalah domestik dan mempunyai pesaing di panggung dunia. Sebaliknya, ekonomi AS tetap dinamis dan tangguh. Sepertinya dominasi Amerika belum berakhir!.
(akr)
tulis komentar anda