Bunga Acuan Dipangkas hingga 4%, Mampukah Dongkrak Kredit?
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 08:53 WIB
Penurunan suku bunga tentunya diharapkan berimbas pada peningkatan kredit. Namun, apakah kebijakan penurunan suku bunga ini langsung mengerek kredit? Riset tersebut menunjukkan, pada tahun 2016, jumlah penyaluran dana berupa kredit pada pihak ketiga maupun bank lain adalah 9,67%, sementara itu di tahun 2017 naik mencapai 10%.
(Baca Juga: Kredit Properti Alami Penyusutan di Akhir Juni 2020)
Di tahun 2018, penyaluran kredit naik drastis jadi 14,8%, padahal pada tahun tersebut, tepatnya mulai bulan Juni 2018, suku bunga acuan naik perlahan hingga mencapai puncaknya pada bulan desember dengan 6%.
Seiring dengan berjalannya waktu, Pemerintah akhirnya kembali menurunkan suku bunga di Juli 2019, namun penyaluran kredit bank konvensional di 2019 justru menurun yaitu 8,12%.
Lantas bagaimana di masa pandemi Covid-19? Terhitung sejak Januari hingga April 2020, penyaluran dana kredit bank konvensional yang tertera di laporan OJK baru mencapai 1,96%. Seperti diketahui, dalam rentang waktu Januari hingga April, suku bunga BI sudah dipangkas dua kali, yakni dari 5,00% menjadi 4,50% atau turun 50 basis poin.
Dengan adanya pemangkasan suku bunga BI, tentu saja bunga keuntungan dari deposito menjadi berkurang. Jadi, meski jumlah simpanan berjangka tersebut dilaporkan naik, tren pertumbuhannya justru berkurang.
Lifepal mencatat, di sepanjang tahun 2016, persentase simpanan berjangka di bank konvensional tercatat 6,14% sementara itu di tahun 2017 mencapai 6,21%. Meski demikian, pertumbuhan simpanan berjangka di tahun 2018 justru hanya 4,9%, dan di tahun 2019, hanya 2,9%.
Kesimpulannya, pemangkasan suku bunga BI memang bisa mendorong pertumbuhan kredit, hanya saja dampak dari kebijakan ini tidak akan berdampak langsung setelah kebijakan ini dicetuskan.
Kini, Pemerintah kembali memangkas lagi suku bunga hingga mencapai 4,00% di Juli 2020. Bisa dikatakan bahwa 4,00% adalah suku bunga terendah dalam empat tahun belakangan. Kebijakan ini ke depan harusnya mampu mendongkrak pertumbuhan kredit. Tapi di sisi lain, pandemi yang masih berlangsung menciptakan ketidakpastian bagi sektor bisnis.
(Baca Juga: Awas Kredit Macet di Tengah Terbatasnya Aktivitas Ekonomi Imbas Pandemi)
(Baca Juga: Kredit Properti Alami Penyusutan di Akhir Juni 2020)
Di tahun 2018, penyaluran kredit naik drastis jadi 14,8%, padahal pada tahun tersebut, tepatnya mulai bulan Juni 2018, suku bunga acuan naik perlahan hingga mencapai puncaknya pada bulan desember dengan 6%.
Seiring dengan berjalannya waktu, Pemerintah akhirnya kembali menurunkan suku bunga di Juli 2019, namun penyaluran kredit bank konvensional di 2019 justru menurun yaitu 8,12%.
Lantas bagaimana di masa pandemi Covid-19? Terhitung sejak Januari hingga April 2020, penyaluran dana kredit bank konvensional yang tertera di laporan OJK baru mencapai 1,96%. Seperti diketahui, dalam rentang waktu Januari hingga April, suku bunga BI sudah dipangkas dua kali, yakni dari 5,00% menjadi 4,50% atau turun 50 basis poin.
Dengan adanya pemangkasan suku bunga BI, tentu saja bunga keuntungan dari deposito menjadi berkurang. Jadi, meski jumlah simpanan berjangka tersebut dilaporkan naik, tren pertumbuhannya justru berkurang.
Lifepal mencatat, di sepanjang tahun 2016, persentase simpanan berjangka di bank konvensional tercatat 6,14% sementara itu di tahun 2017 mencapai 6,21%. Meski demikian, pertumbuhan simpanan berjangka di tahun 2018 justru hanya 4,9%, dan di tahun 2019, hanya 2,9%.
Kesimpulannya, pemangkasan suku bunga BI memang bisa mendorong pertumbuhan kredit, hanya saja dampak dari kebijakan ini tidak akan berdampak langsung setelah kebijakan ini dicetuskan.
Kini, Pemerintah kembali memangkas lagi suku bunga hingga mencapai 4,00% di Juli 2020. Bisa dikatakan bahwa 4,00% adalah suku bunga terendah dalam empat tahun belakangan. Kebijakan ini ke depan harusnya mampu mendongkrak pertumbuhan kredit. Tapi di sisi lain, pandemi yang masih berlangsung menciptakan ketidakpastian bagi sektor bisnis.
(Baca Juga: Awas Kredit Macet di Tengah Terbatasnya Aktivitas Ekonomi Imbas Pandemi)
Lihat Juga :
tulis komentar anda