Sharing Session soal Peran Penting Insinyur Kimia dalam Peningkatan Produksi Migas
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 15:05 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif melengkapi, ke depan kebutuhan energi akan meningkat sebab pada 2060 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 331 juta jiwa dan kebutuhan energi akan mencapai 519 MTOE (metric ton oil equivalent) sehingga ketika produksi minyak dan gas bumi tidak akan mencukupi, maka ketahan energi akan terjadi krisis, lalu impor migas juga akan meningkat sehingga dapat membebani negara.
“Untuk itu peningkatan produksi energi tanpa mitigasi akan meningkatkan risiko gas rumah kaca (GRK). Pada 2060, sektor gas rumah kaca akan menjadi 2 miliar ton CO2. Makanya dibutuhkan transisi energi yang memanfatakan EBT dengan tetap menjaga ketahanan energi,” ujarnya.
Arifin menjelaskan, dalam roadmap transisi energi, seluruh kebutuhan energi berbasis EBT dari sektor pembangkit listirk akan mencapai sekitar 700 GW. Sebanyak 96%berasal dari EBT, dan sebanyak 4% merupakan energi baru berupa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), hidrogen untuk industri industri dan transportasi.
“Untuk itu, sarjana teknik kimia punya peran penting dalam pemanfaatan energi alternatif mulai dari energi surya, panas bumi dan nuklir, hidrogen dan kimia, serta pengembangan bahan bakar nabati (BBN) untuk solar dan avtur. Saya berharap sarjana kimia dapat berkontribusi siginfikan melalui inovasi dan kreasi dalam menciptakan energi bersih,” imbuh Arifin.
Ketua BKKPII yang juga Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Utilitas Maryono menjelaskan, annual meeting merupakan gelaran tahunan yang mempertemukan para insinyur kimia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan (sharing knowledge) tentang keselamatan kerja atau safety dan bagaimana meningkatkan produksi minyak.
“BKKPII ini adalah wadah atau rumah insinyur kimia untuk sharing knowledge antar-dunia praktisi dan regultor. Kalau tahun lalu kita berbicara tentang energi alternatif energi nuklir, tahun ini kita bicara meningkatkan produksi minyak, dan tahun depan rasanya kita perlu mulai diskusi tentang krisis lingkungan dan energi transisi,” ujarnya.
Ketua Panitia BKKPII Annual Meeting 2023, Dwi Satriyo Annurogo, menambahkan dalam gelaran tahun ini ada 2 tema simposium yang dikupas selama 2 hari di Surabaya, yakni safety dan recovery of oil and gas, serta diiringi dengan gelaran pameran industri kimia dan migas.
“Namun arahan dari Menteri ESDM dan SKK Migas, kita perlu melihat ke depan mengenai transisi green energy industry, dan bagaimana kebutuhan EBT ke depan. Sehingga para insinyur kimia bertemu di sini untuk sharing dan diskusi untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 mmscfd,” tandasnya.
“Untuk itu peningkatan produksi energi tanpa mitigasi akan meningkatkan risiko gas rumah kaca (GRK). Pada 2060, sektor gas rumah kaca akan menjadi 2 miliar ton CO2. Makanya dibutuhkan transisi energi yang memanfatakan EBT dengan tetap menjaga ketahanan energi,” ujarnya.
Arifin menjelaskan, dalam roadmap transisi energi, seluruh kebutuhan energi berbasis EBT dari sektor pembangkit listirk akan mencapai sekitar 700 GW. Sebanyak 96%berasal dari EBT, dan sebanyak 4% merupakan energi baru berupa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), hidrogen untuk industri industri dan transportasi.
“Untuk itu, sarjana teknik kimia punya peran penting dalam pemanfaatan energi alternatif mulai dari energi surya, panas bumi dan nuklir, hidrogen dan kimia, serta pengembangan bahan bakar nabati (BBN) untuk solar dan avtur. Saya berharap sarjana kimia dapat berkontribusi siginfikan melalui inovasi dan kreasi dalam menciptakan energi bersih,” imbuh Arifin.
Ketua BKKPII yang juga Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Utilitas Maryono menjelaskan, annual meeting merupakan gelaran tahunan yang mempertemukan para insinyur kimia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan (sharing knowledge) tentang keselamatan kerja atau safety dan bagaimana meningkatkan produksi minyak.
“BKKPII ini adalah wadah atau rumah insinyur kimia untuk sharing knowledge antar-dunia praktisi dan regultor. Kalau tahun lalu kita berbicara tentang energi alternatif energi nuklir, tahun ini kita bicara meningkatkan produksi minyak, dan tahun depan rasanya kita perlu mulai diskusi tentang krisis lingkungan dan energi transisi,” ujarnya.
Ketua Panitia BKKPII Annual Meeting 2023, Dwi Satriyo Annurogo, menambahkan dalam gelaran tahun ini ada 2 tema simposium yang dikupas selama 2 hari di Surabaya, yakni safety dan recovery of oil and gas, serta diiringi dengan gelaran pameran industri kimia dan migas.
“Namun arahan dari Menteri ESDM dan SKK Migas, kita perlu melihat ke depan mengenai transisi green energy industry, dan bagaimana kebutuhan EBT ke depan. Sehingga para insinyur kimia bertemu di sini untuk sharing dan diskusi untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 mmscfd,” tandasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda