Infrastruktur Jadi Kunci Monetisasi Potensi Cadangan Gas Nasional
Selasa, 31 Oktober 2023 - 20:10 WIB
JAKARTA - Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia mencatatkan penemuan cadangan gas melebihi temuan cadangan minyak. Hal itu membuat kesiapan infrastruktur menjadi kunci guna memonetisasi cadangan tersebut.
Tak hanya itu, kebutuhan gas di dalam dan luar negeri pun masih terus meningkat. Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk "Strengthening Indonesia as Global LNG and LPG Player" di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Terkait dengan itu, produsen gas PT Badak LNG telah bersiap menyambut peluang tersebut. Deputy Director Marketing & Business Development PT Badak LNG Mohamad Farouk Riza dalam diskusi tersebut mengatakan, pihaknya antara lain bersiap mereaktivasi 2-3 kilang yang saat ini diistirahatkan.
"Dari 8 train yang kami miliki, saat ini kami hanya pelihara 3 train saja. Kami diminta untuk mempersiapkan diri untuk menyambut potensi gas yang saat ini sudah ada di East Kalimantan," ujar Farouk.
Dia mengatakan, temuan di Blok North Ganal Kalimantan Timur tersebut diperkirakan menyimpan Gas in Place 5 triliun cubic feet (tcf). Dengan perkiraan awal discovered resources sebesar kurang lebih 609 MMBOE, temuan di sumur Geng North-1 itu menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia di tahun 2023.
Menurut Farouk, dengan adanya tambahan pasokan gas nanti maka Badak LNG harus memastikan kehandalan kilang-kilang yang ada di Bontang untuk bisa beroperasi paling tidak hingga 20 tahun ke depan. "Kami sudah melakukan assesment dengan peremajaan peralatan kilang," tuturnya.
Dia menambahkan, manajemen juga telah memutuskan untuk melebarkan bisnis, tidak hanya ke pengolahan gas menjadi LNG tapi juga mengembangkan bisnis penyimpanan LNG (LNG Storage). "Memanfaatkan idle capacity beberapa peralatan kilang, misalnya tangki LNG/LPG, juga jetty untuk dimanfaatkan secara komersial dan menjadi lini bisnis baru sebagai international LNG hub," ungkapnya.
Menurut dia, manajemen Badak telah mempersiapkan diri untuk peningkatan pemanfaatan infrastruktur di kilang LNG Bontang misalnya dengan menginisiasi kerja sama bisnis dengan Pertamina Group dan di luar Pertamina Group, baik sebagai offtaker atau investor. "Kita juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk menjadikan LNG dan LPG hub di Bontang sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional," paparnya.
Tak hanya itu, kebutuhan gas di dalam dan luar negeri pun masih terus meningkat. Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk "Strengthening Indonesia as Global LNG and LPG Player" di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Terkait dengan itu, produsen gas PT Badak LNG telah bersiap menyambut peluang tersebut. Deputy Director Marketing & Business Development PT Badak LNG Mohamad Farouk Riza dalam diskusi tersebut mengatakan, pihaknya antara lain bersiap mereaktivasi 2-3 kilang yang saat ini diistirahatkan.
"Dari 8 train yang kami miliki, saat ini kami hanya pelihara 3 train saja. Kami diminta untuk mempersiapkan diri untuk menyambut potensi gas yang saat ini sudah ada di East Kalimantan," ujar Farouk.
Dia mengatakan, temuan di Blok North Ganal Kalimantan Timur tersebut diperkirakan menyimpan Gas in Place 5 triliun cubic feet (tcf). Dengan perkiraan awal discovered resources sebesar kurang lebih 609 MMBOE, temuan di sumur Geng North-1 itu menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia di tahun 2023.
Menurut Farouk, dengan adanya tambahan pasokan gas nanti maka Badak LNG harus memastikan kehandalan kilang-kilang yang ada di Bontang untuk bisa beroperasi paling tidak hingga 20 tahun ke depan. "Kami sudah melakukan assesment dengan peremajaan peralatan kilang," tuturnya.
Dia menambahkan, manajemen juga telah memutuskan untuk melebarkan bisnis, tidak hanya ke pengolahan gas menjadi LNG tapi juga mengembangkan bisnis penyimpanan LNG (LNG Storage). "Memanfaatkan idle capacity beberapa peralatan kilang, misalnya tangki LNG/LPG, juga jetty untuk dimanfaatkan secara komersial dan menjadi lini bisnis baru sebagai international LNG hub," ungkapnya.
Menurut dia, manajemen Badak telah mempersiapkan diri untuk peningkatan pemanfaatan infrastruktur di kilang LNG Bontang misalnya dengan menginisiasi kerja sama bisnis dengan Pertamina Group dan di luar Pertamina Group, baik sebagai offtaker atau investor. "Kita juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk menjadikan LNG dan LPG hub di Bontang sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional," paparnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda