Di Tengah Sentimen Geopolitik, Reksa Dana Jadi Pilihan Tepat Investasi
Senin, 06 November 2023 - 19:10 WIB
JAKARTA - Direktur MNC Asset Management Dimas Aditya mengatakan, produk reksa dana menjadi pilihan yang tepat untuk dicermati lebih jauh bagi investor retail di Tanah Air. Pilihan itu terkait kondisi geopolitik yang saat ini tengah terjadi, menyeret sentimen negatif bagi perekonomian global yang mengalami pelemahan dan mampu memberikan dampak terhadap iklim investasi di dunia.
"Karena sentimen geopolitik yang semakin memanas di global terutama Rusia-Ukraina, Israel-Palestina dan banyak negara lain, kami rasa orang akan malah beralih ke reksa dana, karene reksa dana melakukan diversifikasi risiko," ujar Dimas usai acara Investment Outlook yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Senin (6/11/2023).
Dimas menjelaskan, diversifikasi yang dimaksudkan karena para pembeli reksa dana tidak lagi harus pusing-pusing untuk memikirkan sentimen-sentimen perekonomian ke depan. Sebab lewat pembelian reksa dana, dana investor praktisi dikelola oleh manajer-manajer investasi yang sudah cukup berpengalaman.
"Misalnya satu orang beli reksa dana Rp100 ribu, dia bisa membeli bukan hanya satu emiten saham atau satu obligasi saja, jadi diversifikasi, serta meminimalisasi risiko yang ada. Kalau ada dari obligasi gagal bayar, kalau dari saham kan berarti penurunan harga saham, risiko itu bisa didiversifikasi," sambungnya.
Lebih lanjut, Dimas memaparkan ke depannya MNC Asset bakal berfokus pada dua produk reksa dana. Pertama reksa dana pasar uang, dan kedua reksa dana pendapatan tetap. Produk tersebut dinilai lebih punya risiko yang paling rendah sehingga mampu menjanjikan imbal hasil kepada calon investor.
Produk reksa dana pasar uang punya indikasi return base on historical perform sebesar 4,5%, sedangkan untuk produk reksa dana pendapatan tetap punya indikasi return sekitar 5,5% berdasarkan NAB per 6 November.
"Pada tahun 2024 kita fokus ke dua jenis reksa dana. Pertama reksa dana pasar uang karena itu yang punya risiko paling rendah, dan jenis reksa dana pendapatan tetap, kita ada yang namanya MNC dana likuid dengan indikasi return itu 5,5% berdasarkan NAB per 6 November," kata Dimas.
Menurut Dimas saat ini menjadi waktu yang tepat untuk investor retail untuk melirik dan mempertimbangkan memulai untuk menanamkan modalnya pada produk yang rendah risiko di tengah sentimen pelemahan ekonomi global.
"Ini menjadi sesuatu yang baik di tengah saat ini yield obligasi government premier sudah mulai turun, dari 7,17% menjadi 6,8%. Kami percaya sampai akhir tahun bisa menembus ke yield obligasi kami 6,5%, itu berimpact pada performance reksa dana itu sendiri," pungkasnya.
"Karena sentimen geopolitik yang semakin memanas di global terutama Rusia-Ukraina, Israel-Palestina dan banyak negara lain, kami rasa orang akan malah beralih ke reksa dana, karene reksa dana melakukan diversifikasi risiko," ujar Dimas usai acara Investment Outlook yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Senin (6/11/2023).
Dimas menjelaskan, diversifikasi yang dimaksudkan karena para pembeli reksa dana tidak lagi harus pusing-pusing untuk memikirkan sentimen-sentimen perekonomian ke depan. Sebab lewat pembelian reksa dana, dana investor praktisi dikelola oleh manajer-manajer investasi yang sudah cukup berpengalaman.
"Misalnya satu orang beli reksa dana Rp100 ribu, dia bisa membeli bukan hanya satu emiten saham atau satu obligasi saja, jadi diversifikasi, serta meminimalisasi risiko yang ada. Kalau ada dari obligasi gagal bayar, kalau dari saham kan berarti penurunan harga saham, risiko itu bisa didiversifikasi," sambungnya.
Lebih lanjut, Dimas memaparkan ke depannya MNC Asset bakal berfokus pada dua produk reksa dana. Pertama reksa dana pasar uang, dan kedua reksa dana pendapatan tetap. Produk tersebut dinilai lebih punya risiko yang paling rendah sehingga mampu menjanjikan imbal hasil kepada calon investor.
Produk reksa dana pasar uang punya indikasi return base on historical perform sebesar 4,5%, sedangkan untuk produk reksa dana pendapatan tetap punya indikasi return sekitar 5,5% berdasarkan NAB per 6 November.
"Pada tahun 2024 kita fokus ke dua jenis reksa dana. Pertama reksa dana pasar uang karena itu yang punya risiko paling rendah, dan jenis reksa dana pendapatan tetap, kita ada yang namanya MNC dana likuid dengan indikasi return itu 5,5% berdasarkan NAB per 6 November," kata Dimas.
Menurut Dimas saat ini menjadi waktu yang tepat untuk investor retail untuk melirik dan mempertimbangkan memulai untuk menanamkan modalnya pada produk yang rendah risiko di tengah sentimen pelemahan ekonomi global.
"Ini menjadi sesuatu yang baik di tengah saat ini yield obligasi government premier sudah mulai turun, dari 7,17% menjadi 6,8%. Kami percaya sampai akhir tahun bisa menembus ke yield obligasi kami 6,5%, itu berimpact pada performance reksa dana itu sendiri," pungkasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda