Ketika JHT Datang di Saat yang Tepat
Kamis, 23 November 2023 - 17:20 WIB
Menurutnya dana JHT ini memang sangat dibutuhkan keluarganya. Saat tabungan sudah habis, dan ia belum mendapat pekerjaan kembali, JHT cair di saat yang tepat.
“Bisa bernafas sedikit lega, bisa menyambung hidup dan mulai buka usaha, dagang kecil-kecilan, “kata Nino yang tercatat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sejak 2011 hingga 2023. Artinya Nino sudah menjadi peserta badan ini sejak masih berbentuk PT Jamsostek (Persero).
PHK memang berpotensi membuat orang miskin. Seperti laporan yang disampaikan oleh BPS di awal tahun (Januari 2023). Bertambahnya jumlah penduduk miskin di Indonesia antara lain disebabkan oleh naiknya harga BBM, melonjaknya harga kebutuhan pokok serta kehilangan pekerjaan.
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) dapat mencegah pekerja dan keluarganya jatuh menjadi keluarga miskin baru. Misalnya saat mengalami musibah kecelakaan hingga mengalami cacat dan juga karena PHK.
Menahan Tidak Jatuh Miskin
Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Jamsostek bisa menjadi bantalan utama bagi keberlangsungan kehidupan layak. Oleh karena itu BPJS Ketenagakerjaan harus terus memperluas cakupan kepesertaan untuk pekerja Indonesia, meningkatkan kecepatan dan akses pelayanan, serta terus berinovasi memberikan perlindungan yang maksimal.
Sepanjang Tahun 2023 ini, memang bukan Nino saja yang telah merasakan manfaat dana dari BPJS Ketenagakerjaan. Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Asep Rahmat Suwandha menyatakan sepanjang semester I tahun 2023, BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan 2 juta klaim dengan nilai manfaat mencapai Rp 25,5 triliun. Jumlah klaim tersebut meningkat 16 persen dari tahun sebelumnya, dan untuk nominal pembayaran manfaat meningkat 3 persen.
Sementara di tahun 2022, klaim yang dibayar sebanyak 3,39 juta kasus, dengan jumlah pencairan mencapai Rp49,04 triliun. Jumlah ini meningkat 14,62 persen dibandingkan 2021, sebanyak Rp42,77 triliun. Pada 2022, klaim paling banyak berasal dari program JHT. Klaim JHT saja pada tahun lalu sebanyak Rp43,24 triliun, atau naik 17 persen dari 2021 yang sebesar Rp37 triliun.
Asep Rahmat menambahkan, secara keseluruhan succes rate klaim dari BPJS Ketenagakerjaan saat ini mencapai 99,88 persen, Ini membuktikan bahwa peserta kian mudah mengakses layanan BPJS Ketenagakerjaan. Apa yang disampaikan Asep Rahmat menyiratkan BPJS Ketengakerjaan memang terbukti mampu menahan jutaan pekerja dan keluarganya agar tidak jatuh ke jurang kemiskinan.
“Bisa bernafas sedikit lega, bisa menyambung hidup dan mulai buka usaha, dagang kecil-kecilan, “kata Nino yang tercatat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sejak 2011 hingga 2023. Artinya Nino sudah menjadi peserta badan ini sejak masih berbentuk PT Jamsostek (Persero).
PHK memang berpotensi membuat orang miskin. Seperti laporan yang disampaikan oleh BPS di awal tahun (Januari 2023). Bertambahnya jumlah penduduk miskin di Indonesia antara lain disebabkan oleh naiknya harga BBM, melonjaknya harga kebutuhan pokok serta kehilangan pekerjaan.
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) dapat mencegah pekerja dan keluarganya jatuh menjadi keluarga miskin baru. Misalnya saat mengalami musibah kecelakaan hingga mengalami cacat dan juga karena PHK.
Menahan Tidak Jatuh Miskin
Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Jamsostek bisa menjadi bantalan utama bagi keberlangsungan kehidupan layak. Oleh karena itu BPJS Ketenagakerjaan harus terus memperluas cakupan kepesertaan untuk pekerja Indonesia, meningkatkan kecepatan dan akses pelayanan, serta terus berinovasi memberikan perlindungan yang maksimal.
Sepanjang Tahun 2023 ini, memang bukan Nino saja yang telah merasakan manfaat dana dari BPJS Ketenagakerjaan. Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Asep Rahmat Suwandha menyatakan sepanjang semester I tahun 2023, BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan 2 juta klaim dengan nilai manfaat mencapai Rp 25,5 triliun. Jumlah klaim tersebut meningkat 16 persen dari tahun sebelumnya, dan untuk nominal pembayaran manfaat meningkat 3 persen.
Sementara di tahun 2022, klaim yang dibayar sebanyak 3,39 juta kasus, dengan jumlah pencairan mencapai Rp49,04 triliun. Jumlah ini meningkat 14,62 persen dibandingkan 2021, sebanyak Rp42,77 triliun. Pada 2022, klaim paling banyak berasal dari program JHT. Klaim JHT saja pada tahun lalu sebanyak Rp43,24 triliun, atau naik 17 persen dari 2021 yang sebesar Rp37 triliun.
Asep Rahmat menambahkan, secara keseluruhan succes rate klaim dari BPJS Ketenagakerjaan saat ini mencapai 99,88 persen, Ini membuktikan bahwa peserta kian mudah mengakses layanan BPJS Ketenagakerjaan. Apa yang disampaikan Asep Rahmat menyiratkan BPJS Ketengakerjaan memang terbukti mampu menahan jutaan pekerja dan keluarganya agar tidak jatuh ke jurang kemiskinan.
Baca Juga
tulis komentar anda