Wall Street Dibuka Tak Kompak, Ada Profit Taking di Tengah Euforia The Fed
Jum'at, 15 Desember 2023 - 23:11 WIB
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka tak kompak pada Jumat (15/12). Aksi profit taking tampak mengemuka di pasar setelah reli beberapa sesi terakhir menyusul euforia pasar terhadap kebijakan Federal Reserve.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) melemah 0,20% menjadi 37.174,76. S&P 500 (.SPX) koreksi sebesar 0,24% di 4.708.30, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) tumbuh 0,17%, menjadi 14.786.68 pada bel pembukaan.
Gegap gempita pasar terhadap keputusan The Fed yang menahan bunga acuan di level 5,25% - 5,50% menghasilkan reli bagi sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar, sehingga ikut mendongkrak indeks utama Wall Street.
Ini membuat sejumlah indeks masih dalam tren positif setidaknya dalam beberapa pekan terakhir, sehingga melahirkan kebutuhan likuiditas bagi pemegang saham di pasar dengan melakukan aksi profit taking.
Mengutip Investing, Jumat (15/12), rilis data penjualan ritel baru-baru ini yang cukup kuat ditambah penurunan inflasi juga membangkitkan harapan positif bagi market. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa The Fed mampu memperketat kebijakan tanpa harus membawa Amerika Serikat masuk dalam jurang resesi.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) melemah 0,20% menjadi 37.174,76. S&P 500 (.SPX) koreksi sebesar 0,24% di 4.708.30, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) tumbuh 0,17%, menjadi 14.786.68 pada bel pembukaan.
Gegap gempita pasar terhadap keputusan The Fed yang menahan bunga acuan di level 5,25% - 5,50% menghasilkan reli bagi sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar, sehingga ikut mendongkrak indeks utama Wall Street.
Ini membuat sejumlah indeks masih dalam tren positif setidaknya dalam beberapa pekan terakhir, sehingga melahirkan kebutuhan likuiditas bagi pemegang saham di pasar dengan melakukan aksi profit taking.
Mengutip Investing, Jumat (15/12), rilis data penjualan ritel baru-baru ini yang cukup kuat ditambah penurunan inflasi juga membangkitkan harapan positif bagi market. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa The Fed mampu memperketat kebijakan tanpa harus membawa Amerika Serikat masuk dalam jurang resesi.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda